OJK: Minat Investor Asing terhadap Perbankan RI Masih Tinggi

OJK: Minat Investor Asing terhadap Perbankan RI Masih Tinggi

tribunwarta.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, industri perbankan Indonesia masih mencatatkan kinerja positif di tengah berbagai tantangan global. Bahkan, minat investor asing terhadap perbankan nasional pun masih tinggi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, secara umum, kondisi perbankan nasional tetap stabil hingga kuartal III 2022. Hal ini terlihat dari risiko-risiko yang masih dapat dikelola dengan baik.

Selain itu, pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) juga masih positif. Demikian pula dengan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) yang juga dalam posisi yang baik.

Dian berharap kondisi perbankan nasional tetap baik. Pasalnya, minat investor asing untuk masuk ke perbankan nasional masih tinggi.

“Appetite investor asing masuk ke lembaga perbankan kita masih cukup besar. Saya pikir minggu depan saya menerima tamu yang ingin melakukan investasi di sektor perbankan,” kata Dian dalam sambutannya pada acara 50th ASEAN Banking Council Meeting (ABC) 2022 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/12/2022).

Menurut Dian, sektor perbankan Indonesia sangat menarik dan masih jadi primadona bagi investor asing, baik di kawasan Asia Tenggara maupun global.

Oleh sebab itu, Dian menyatakan penguatan modal perbankan juga mutlak dilakukan. OJK pun mendorong terjadinya konsolidasi bank .

Meskipun demikian, Dian masih enggan menyebutkan bank-bank yang berpotensi untuk berkonsolidasi. Sebab, ini bisa berpengaruh pada kinerja saham bank tersebut, namun ia mengaku telah bertemu dengan sejumlah investor yang mengutarakan minatnya pada bank nasional.

“Konsolidasi itu dengan senang hati, beberapa bank yang berencana bisa lakukan konsolidasi (bank) BUKU I atau II, itu kan lebih bagus agar daya saing bank kita lebih kuat,” tutur dia.

Dian pun berharap, tidak ada pemburukan dalam kondisi global. Dengan demikian, hal ini tidak memberikan dampak bagi kinerja perbankan nasional.

“Kredit sudah mencapai 12 persen pertumbuhannya, sehingga harapan sebetulnya kalau tidak ada sesuatu pemburukan yang luar baisa secara global, pertumbuhan kredit ini bisa kita pertahankan di tahun depan. Kelihatan dana pihak ketiga juga masih naik,” jelas Dian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *