Miliarder Investor Charlie Munger Miris Generasi Jaman Sekarang Kurang Bersyukur dan Banyak Rasa Iri

Miliarder Investor Charlie Munger Miris Generasi Jaman Sekarang Kurang Bersyukur dan Banyak Rasa Iri

tribunwarta.com – Miliarder Charlie Munger berujar bahwa kita semua harus jauh lebih bahagia. Sahabat investasi dan teman lama Warren Buffett ini menuturkan ia tak paham mengapa orang-orang saat ini tidak puas dengan apa yang mereka miliki, terutama dibandingkan dengan masa-masa sulit sepanjang sejarah.

“Orang-orang kurang senang dengan keadaan saat ini daripada saat keadaan menjadi lebih sulit,” kata Munger pada pertemuan tahunan Daily Journal.

Melansir CNBC Make It di Jakarta, Rabu (28/12/22) pria berusia 98 tahun itu mencatat bahwa dia menjadi dewasa pada tahun 1930-an, ketika orang Amerika di mana-mana sedang berjuang.

“Aneh bagi seseorang seusia saya, karena saya berada di tengah-tengah Depresi Hebat ketika kesulitannya tidak dapat dipercaya.”

Dalam pertemuan tahunan itu, Munger mengeluh bahwa iri hati menjadi faktor pendorong bagi banyak orang saat ini. Sebelum awal 1800-an, ada ribuan tahun di mana hidup sangat brutal, singkat, terbatas.

“[Dulu] tidak ada percetakan, tidak ada AC, tidak ada obat modern,” katanya.

Jika tidak ada yang lain, rasa iri Munger yang tersebar luas di dunia saat ini mungkin benar: Studi terbaru menunjukkan bahwa sekitar 75% orang iri pada orang lain.

Situs media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter sangat efektif untuk memicu perasaan iri atau cemburu, sering kali menghubungkan kita dengan orang-orang yang hanya menawarkan pandangan yang sangat terkurasi tentang perkembangan positif dalam hidup mereka.

Pada pertemuan tersebut, Munger menunjuk pada karya psikolog Harvard Steven Pinker, yang berpendapat bahwa kualitas hidup di seluruh dunia telah meningkat secara dramatis selama satu atau dua abad terakhir.

Pada pertemuan tahunan Daily Journal tahun ini, Munger menambahkan bahwa kekhawatiran kebanyakan orang atas ketimpangan kekayaan dan kritik terhadap orang yang sangat kaya dimotivasi oleh rasa iri.

“Saya tidak dapat mengubah fakta bahwa banyak orang sangat tidak bahagia dan merasa sangat dilecehkan setelah semuanya membaik sekitar 600%, karena masih ada orang lain yang memiliki lebih banyak,” kata Munger.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *