Menko Airlangga: Industri Sawit Perlu Terus Didorong dari Hulu ke Hilir

Menko Airlangga: Industri Sawit Perlu Terus Didorong dari Hulu ke Hilir

tribunwarta.com – JAKARTA, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, industri kelapa sawit perlu terus didorong dari hulu ke hilir. Hal itu supaya nilai tambahnya dinikmati Indonesia.

Adapun industri sawit Indonesia berperan penting bagi perekonomian Indonesia dengan kinerja perdagangan kelapa sawit yang terus meningkat, dan industri ini juga melibatkan banyak pelaku usaha dari berbagai kelompok ekonomi. Perkebunan kelapa sawit nasional terus berkembang signifikan dengan luas 16,38 juta hektare (ha) dan menyerap tenaga kerja lebih dari 17 juta kepala keluarga, petani, dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.

“Pengembangan industri hilir juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit agar tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku, tetapi perlu terus didorong ke industri hilir bahkan sampai produk akhir. Dengan upaya ini, nilai tambah
tentunya akan berada di dalam negeri,” kata dia dalam sambutannya secara virtual pada acara 7th Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum bertema ‘Korporatisasi untuk Kemandirian Petani melalui Kemitraan yang Sehat’, sekaligus membuka Pekan Riset Sawit Nasional 2022, Kamis (20/10/2022).

Dari sisi aspek ekonomi daerah, dia menjelaskan, industri ini cukup strategis dalam membangun daerah menjadi pusat pertumbuhan baru secara signifikan di daerah sentra-sentra sawit, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sementara untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesempatan ekonomi dalam perkebunan kelapa sawit, pemerintah juga mendorong model kemitraan sebagai bentuk sinergi antara petani dan perusahaan. Pola kemitraan ini akan menarik investasi sektor lainnya seperti industri dan konsumsi.

Di samping itu, perkebunan berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari inovasi teknologi dan keterampilan dari SDM yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut. Karena itu, peningkatan keterampilan dan pelatihan bagi petani kecil juga dibutuhkan untuk mewujudkan produksi yang berkelanjutan.

“Penguatan perkebunan dan industri kelapa sawit perlu didukung dengan program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya, pengolahan hasil, industri, pasar, dan nilai produk perkebunan serta potensi pengembangan usaha,” ujar Airlangga.

Selain itu, guna mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit, pemerintah telah menerapkan kerangka peraturan dan mendorong kerja sama multipihak di sektor kelapa sawit, di antaranya yaitu Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) 2019-2024, dan Program Strategis Nasional tentang Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.

Airlangga ketika menutup sambutannya mengatakan, “Melalui forum ini, saya harap kolaborasi antar pemangku kepentingan dapat menjadi lebih baik, solid dan optimal agar dapat mengaplikasikan hasil riset sesuai harapan kita yang menjadikan kelapa sawit berkelanjutan. untuk tetap menjaga momentum positif perekonomian nasional. Bangkit Lebih Cepat dan Pulih Lebih Kuat!”.

Editor : Jujuk Ernawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *