Mantan PM Malaysia Alami Demensia, Tak Bisa Kenali Anggota Keluarga

Mantan PM Malaysia Alami Demensia, Tak Bisa Kenali Anggota Keluarga

Kuala Lumpur: Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan bahwa mantan perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi tengah menderita demensia atau pikun, dan tidak bisa lagi mengenali maupun mengingat anggota keluarganya.
 
Khairy, yang juga merupakan menantu Abdullah, mengatakan bahwa mertuanya mulai memperlihatkan tanda-tanda gangguan kognitif tak lama setelah dirinya pensiun sebagai perdana menteri kelima Malaysia di tahun 2009. Perkembangan kondisinya menjadi lebih buruk semenjak itu.
 
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang melihat kemunduran fungsi kognitifnya. Beberapa orang mungkin sadar akan hal itu, namun banyak orang yang tidak. Keluarga memutuskan untuk mengabarkan hal ini secara terbuka dalam menginformasikan masyarakat seputar penyakit demensia dan gangguan kognitif,” ujar Khairy via Twitter, seperti dikutip dalam laman The Straits Times pada Senin, 12 September 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dikenal luas sebagai Pak Lah, Abdullah berhenti menjadi perdana menteri Malaysia pada 2009 dan digantikan Najib Razak. Semenjak itu, ia keluar dari dunia politik dan hidup sederhana, tidak pernah terlihat lagi di mata publik.
 
Hari Minggu kemarin, Khairy berbicara mengenai kondisi memprihantikan yang dialami Abdullah dalam pembukaan Konferensi Pengobatan Psikologi dan Pedoman Pelatihan Klinis pada Pengelolaan Penyakit Demensia dan Schizophrenia. Ia juga mengatakan bahwa saat ini Abdullah hanya bisa hidup di kursi roda dan tidak dapat berfungsi secara normal.
 
“Badannya di sana, namun jiwanya tidak. Ia tidak mengetahui nama saya, nama istri saya. Saya tahu bahwa ia mengenali saya adalah melalui kedipan mata saat saya mengunjunginya,” ujar Khairy yang menikahi Nori Abdullah, putri dari Abdullah Badawi.
 
“Lebih banyak hari buruk dibanding hari baik. Jadi, saya meminta doa dari semua untuk beliau, dan kita semua mengharapkan hari-hari yang lebih baik ke depannya,” tambah Khairy.
 
“Ini juga merupakan alasan mengapa ia tidak lagi bisa terlihat di publik. Untungnya, kami dapat menyediakan perawatan profesional. Banyak yang tidak dapat melakukannya. Sangat penting untuk menginvestasikan perawatan sosial untuk mendukung keluarga di luar sana yang orang tercintanya membutuhkan perawatan khusus,” jelas Khairy melalui Twitter. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 
Baca:  Yuk, Ubah 5 Gaya Hidup Kamu Bisa Turunkan Risiko Demensia, Lho!
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *