Lekuk Tubuh dan Siasat Bisnis Perempuan Super

Lekuk Tubuh dan Siasat Bisnis Perempuan Super

tribunwarta.com – Pada liburan musim panas Juli lalu, saya dan suami, Mick Lyons berkesempatan diundang Diane Kutis dan Niccy Lyons, dua pebisnis wanita di Chicago, Amerika Serikat, untuk mengikuti Chicago River Boat Architecture Tours. Duduk di open air rooftop kapal wisata King George, kami menjelajahi Sungai Chicago, melihat warisan arsitektur yang mengesankan di kotanya Al Capone ini.

Meski lahir di Illinois, Diane dan Niccie mengaku, baru pertama kalinya mengikuti paket Architechtour menumpang kapal wisata. Biasanya mereka menikmati indahnya cakrawala di Sungai Chicago dengan perahu motor atau speedboad milik pribadi.

“Lihat gedung itu, arsiteknya seorang wanita,” kata Diane, seorang pebisnis real estate dan apartemen di Chicago Utara.

Ia menunjuk gedung bernama St.Regis Chicago, gedung pencakar langit setinggi 365m yang menampakkan siluet lekuk sensual tubuh perempuan. Arsitek gedung yang berdiri pongah namun memesona itu adalah Jeanne Gang. Ia sangat fenomenal di kalangan masyarakat Chicago. Gang juga mendesain gedung Aqua Tower, setinggi 250 meter yang dapat dilihat dengan jelas dari kapal wisata di Sungai Chicago.

Jeanne Gang satu-satunya arsitek dalam 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time pada 2019. Selain Jeanne Gang, nama-nama wanita selebritis hingga politisi termasuk di dalamnya, seperti Michelle Obama, Sandra Oh, Chrissy Teigen, Nancy Pelosi, Aleksandria Ocasio-Cortez, hingga Lady Gaga dan Ariana Grande.

Michelle Obama dan suaminya Barack Obama memiliki sebuah rumah nan megah di Chicago Selatan. Sementara di Chicago Utara, Diane dan Nicci. Diane dan Nicci yang sama-sama akuntan memiliki beberapa gedung apartemen di kawasan nyaman, dekat pantai Danau Michigan. Keduanya mengelola bisnis jual dan sewa gedung serta apartemen.

Salah satu gedung disewa oleh pengusaha kafe dan restoran, bernama Whiskey Girl di kawasan Andersonville. Dari sewa apartemen, Diane mematok harga sewa antara USD 2000 — USD 3.500/ bulannya.

“Tahun lalu, saat covid19 sedang ganas-ganasnya, kami memang sempat down juga, karena banyak penyewa mengeluh gak bisa bayar sewa penuh. Namun tahun ini situasinya sudah lebih baik,” ujar Nicci yang juga bekerja di UBS ( Union Bank of Switzerland) di Chicago. Dalam sebulan, pasangan ini bisa peroleh income USD 12.000-15.000 per bulan. Lumayan untuk mencukupi hidup yang serba mahal di Chicago.

Siasat Bisnis di Tengah Covid

Tak kalah membanggakan seperti perempuan pebisnis di Chicago, adalah sosok Harty S Muntako pemilik Wulan Sari Group, di kawasan Bekasi Selatan. Holding Company WSG ini memiliki 12 anak perusahaan, yaitu PT Hartika Wulan Sari Sejahtera yang mengelola Wulan Sari Restoran dan Catering, Griya Wulan Sari Wedding Hall dan Meeting Room, Graha WS Cilengsi, Saung Wulan di Tambun Kabupaten Bekasi, Graha Hartika, Hartika Hotel Syairah, La Paris Resto, Garislurus Lintas Semesta Travel Umroh & Haji Plus, Kurnia Media Promosindo, Hartika AD Outdor Media Advertising.

“Dan masih ada 3 usaha yang dikelola anak dan menantu yaitu PT Bimasakti Sinarindo, Kurnia Putra Cemerlang dan PT Bima Persada Arasidin,” kata Harty.

Pada 2019 Harty pernah mengeluh tentang bisnis restorannya yang meredup. Saat itu dibangun banyak gedung mall di Bekasi. Masyarakat dihadapkan pada tren baru, berbelanja ke mall atau pusat perbelanjaan sebagai ajang wisata keluarga. Setelah atau sebelum berbelanja, bersama keluarga menyantap hidangan Food Court di dalam mall yang menyajikan banyak pilihan.

Fenomena ini memukul restoran yang dimiliki Harty. Apalagi ketika Covid19 melanda. Bulan pertama saat pemerintah menyatakan social distancing, perusahaan milik Harty merumahkan belasan karyawannya. Bulan kedua, bertambah lagi karyawan yang di rumahkan. Bulan ketiga ia merumahkan seluruh karyawannya.

“Saat itu saya berpikir keras, apa siasat bisnis agar saya tidak bangkrut begitu saja, menyerah pada keadaan pahit akibat Covid ini,” ujar Harty.

Bisnis Beras Hingga Rendang

Ia bersyukur masih memiliki sebuah toko beras, salah satu bisnis pertamanya saat baru menikah dengan Muntako, seorang pria Betawi. Harty yang alumnus Akademi Sekretaris Manajemen Indonesia (ASMI) dan Universitas Wiraswasta Indonesia Jurusan Hukum ini kembali berjualan beras. Namun kali ini dengan sistem online. Ia terapkan ilmu manajemen dan marketing saat di bangku kuliah dulu.

“Saya jualan beras, saya tawarkan di berbagai WAG. Saya jual Rendang dengan branding Oma Harty, apa saja saya lakoni, dan alhamdulillah hasilnya luar biasa. Saya pernah memiliki resto Sari Padang di awal saya berbisnis. Setelah itu, meski Covid masih melanda, saya bisa memanggil seluruh karyawan yang di awal Covid saya sempat rumahkan,” tutur Harty.

Tidak percuma smartphonenya dipenuhi berbagai WAG (Whatsaap Group) berbagai organisasi dan komunitas dimana ia bergabung. Mulai dari komunitas EP (Enterpreneur), IWAPI Kab. Bekasi dimana Harty menjadi ketuanya, FKPPI Bekasi Harty sebagai Bendahara dan banyak komunitas lainnya.

Konsep restoran Wulan Sari kemudian ia ganti menjadi tempat untuk pertemuan atau rapat bisnis.

“Kini pebisnis punya pilihan asyik untuk rapat, yaitu di restoran atau kafe yang cozy. Tidak hanya menawarkan suasana yang nyaman dan tenang, juga kami hadirkan hidangan dengan cita rasa sesuai selera peserta rapat,” ujar Harty.

Hotelnya pun dibangun dengan desain sebagian open air, untuk memaksimalkan sirkulasi udara. “Makanya meski masih Covid19, pemerintah tetap memberi keleluasaan bagi kami menerima tamu yang mengadakan acara di sini, karena sirkulasi udara yang baik ini,”ujar Harty.

Ia baru membuka restoran La Paris, masih Bekasi. Tempatnya instagramabel, pengunjung tak hanya bisa puas bersantap, tapi juga santai berfoto dan membuat video untuk kemudian dibagikan ke sosial media seperti Instagram dan Face Book.

    Bambang Syairudin 2 Desember 2022 10:464 menit lalu
    Siiippp..MANTAB

Siiippp..MANTAB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *