tribunwarta.com – SOLO – Pada era teknologi saat ini, penggunaan gadget sudah menjadi kebutuhan utama. Terlebih sejak pandemi Covid-19.
Bagaimana tidak? hampir semua aktivitas masyarakat dilakukan melalui gadget. Tak heran bila bisnis gadget memiliki prospek yang sangat menjanjikan dan tak pernah ada matinya.
Tak hanya para distributor resmi, peluang bisnis jual beli handphone juga menjadi sesuatu yang menjanjikan bagi para pelaku usaha. Salah satu yang sudah berhasil membuktikan kesuksesannya adalah Samuel Kevin.
Kevin merupakan pemilik usaha Planet Gadget di bawah bendera usaha PT Semua Karena Anugerah.
Pria yang juga akrab disapa King Kevin ini sudah berkecimpung di dunia gadget selama 23 tahun sejak tahun 1999, dimulai dari sebuah toko kecil hingga kini berkembang menjadi jaringan megastore gadget yang memiliki lebih dari 20 gerai yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebelum sukses mengembangkan bisnisnya, pria kelahiran Medan, 20 Juli 1973 mengawali karirnya dengan menjadi anak perantauan sejak usia 11 tahun. Pada saat itu dia merantau dari Medan ke Bali hingga kelas 6 SD.
Kemudian di usia 13 tahun King Kevin merantau sendiri ke Jakarta dan bekerja sebagai tukang jahit di konveksi. Bermodalkan nekat, ia pun membuka usahnya sendiri dengan modal seadanya.
Meskipun hanya tamatan SD, tetapi tekadnya dalam menggapai mimpi tak hanya sebatas bermimpi. King Kevin bahkan memiliki motto hidup, “Kesuksesan datang pada orang yang tidak pernah menyerah” sehingga dia pun terus bekerja keras hingga mulai menjalankan usaha sendiri dengan membuka usaha grosir pakaian di usia 23 tahun dengan modal Rp3 juta.
Namun seiring berjalannya waktu, King Kevin melihat peluang besar dari bisnis gadget karena adaptasi teknologi digital yang semakin tinggi di Indonesia. Dari modal usaha yang terkumpul, dia pun pindah haluan dari bisnis pakaian ke bisnis ritel dengan merintis toko HP kecil di Bali.
Perlahan tapi pasti, kesuksesan ritel HP-nya makin terlihat. Berawal dari sebuah toko kecil, beranjak menjadi importir Nokia. Kemudian, pada tahun 2005, King Kevin berhasil menjadikan toko HP-nya sebagai trendsetter untuk Megastore Gadget di Indonesia dengan membangun toko gadget besar untuk memberikan experience berbeda kepada pengunjung.
“Dari toko HP kecil perlahan meningkat menjadi megastore. Namun, satu hal yang harus dipahami bahwa untuk mencapai kesuksesan ini saya banyak menapaki satu demi satu anak tangga,” ujarnya.
Pada tahun 2007, sebelum masuknya Android ke Indonesia, King Kevin mulai membuat brand HP sendiri yang diberi nama “XP Mobile”. Lalu, di tahun 2010, toko HP yang tadinya berada di Bali mulai merambah ke Pulau Jawa.
“Dulu brand saya HP Shop karena hanya fokus berjualan HP. Namun di 2013 sudah mulai ada tanda-tanda orang menyebut gadget, lalu saya mulai mengubah brand saya menjadi Planet Gadget pada tanggal 10 bulan 10 tahun 2015 dan brand tersebut sudah saya daftarkan di HAKI,” ujarnya.
Planet Gadget tidak hanya menjual HP saja tetapi menjadi perusahaan ritel perangkat telekomunikasi seluler yang juga menjual laptop, tablet, kartu perdana, dan aksesori pendukung lainnya baik untuk kelas bawah, menengah, hingga kelas atas.
Planet Gadget juga telah menjalin kerjasama dan menjadi distributor resmi untuk berbagai brand mulai dari Samsung, Apple, Oppo, Vivo, Realme, Xiaomi, Huawei, dan lain sebagainya.
Dalam mengembangkan usahanya, King Kevin tidak ingin hanya sekedar berjualan tetapi ingin agar usahanya menjadi sebuah bisnis yang berkembang. Maka di saat pandemi, ketika hampir semua bisnis terhantam, Planet Gadget justru melakukan konsolidasi ke dalam dan melakukan analisa bisnis.
“Saya punya mimpi agar Planet Gadget bisa go nasional. Maka kami pun mulai mengubah manajemen perusahaan. Dari yang tadinya perusahaan tradisional yang dikelola dan diurus sendiri dibuat sistem manajemen dengan tim yang profesional. Saya ikhlas mendelegasikan dan mempercayakan bisnis ini ke orang yang tepat,” jelasnya.
Dengan adanya perubahan manajemen yang lebih professional, Planet Gadget makin ekspansif di tengah masa pandemi. Di saat banyak pelaku usaha ritel yang gulung tikar, Planet Gadget justru sukses menambah 11 gerai baru yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan hampir semua gerai berbentuk megastore dengan luasan lahan sekitar 1000 meter hingga 2000 meter.
Ke depannya, Planet Gadget membuka peluang kemitraan dengan sistem kerjasama mitra menyediakan tempat dengan luasan minimal 1 ruko. Adapun investasi yang dibutuhkan untuk membuka satu gerai sebesar Rp1 miliar yang terbagi untuk biaya renovasi Rp500 juta dan stok Rp500 juta. Apabila membuka 2 ruko, maka investasi yang dibutuhkan sebesar Rp1,25 miliar
“Jika membuka 1 ruko maka jika tempatnya bagus dan bisnisnya sehat maka target omzet minimal Rp1 miliar per bulan atau sekitar Rp30 jutaan per hari dengan keuntungan sekitar 3% hingga 10% bergantung tipe-tipenya,” ucapnya.
Sementara itu, untuk satu megastore yang dijalankan oleh Planet Gadget, dalam satu bulan bisa menghasilkan omzet sekitar Rp3 miliar hingga Rp10 miliar, dengan rata-rata masa BEP sekitar 3 tahun karena investasi yang cukup mahal pada bangunan.
Perkembangan bisnis Planet Gadget ini juga tidak lepas dari proses marketing yang dilakukan melalui media sosial, termasuk King Kevin yang aktif membuat konten dengan TikTok dengan jumlah followers mencapai lebih dari 2 juta.
Dalam kontennya tersebut, King Kevin tidak pernah berjualan secara langsung. Dia justru membuat konten yang berisi humor, motivasi, edukasi, hingga konten berbagi kebaikan. Di dalam kontennya tersebut, dia kerap menyisipkan berbagai hal positif dengan tujuan bisa lebih dekat dengan konsumennya.
“Dengan konten yang saya buat ini, nggak sedikit follower yang minta agar Planet Gadget buka di wilayah mereka. Target kami ke depan bisa buka gerai di seluruh Indonesia termasuk ke Sumatera, Makassar, atau Kalimantan yang hingga saat ini masih belum ada,” ucapnya.