tribunwarta.com – JAKARTA, Kisah Ruska Jaja, pemilik Ketoprak Jafar yang populer di Kota Bogor ini, memang unik. Dimulai dari 1 gerobak, Ketoprak Jafar kini sudah memiliki 17 gerobak yang selalu laris.
Ketoprak memang sangat cocok dinikmati saat sarapan atau makan siang bahkan malam hari. Siapa yang tak mengenal ketoprak, makanan tradisional itu mudah dijumpai dimanapun. Dengan bahan bumbu kacang kental dipadukan ketupat, bihun, tauge dan tahu, ketoprak menjadi santapan yang murah meriah dan nikmat.
Uniknya, Ketoprak Jafar di Jalan Wijaya Kusuma Raya Bidang II Taman Yasmin, Kota Bogor ini, memiliki rasa yang super pedas. Tingkat kepedasannya dapat diukur sendiri sesuai selera.
Selain itu, 1 porsi Ketoprak Jafar disajikan dengan porsi cukup besar seharga Rp15.000 dan Rp20.000 dengan menggunakan telur dadar. Dalam sehari, Ruska Jafar dapat menjual 400 porsi ketoprak.
Berawal dari 1 gerobak, Ruska Jafar mampu mengembangkan usahanya hingga kini memiliki 17 gerobak dan mempekerjakan sekitar 30 karyawan. Dalam sehari, omzet penjualannya mencapai Rp6 juta sampai Rp8 juta.
“Sebagai pejuang ketoprak itu saya punya sampai 17 gerobak, 30-an lebih karyawan. Sehari alhmdulillah 400 piring, kalau sekarang harga 15 kalo pake telor 20 ribu,” ungkap pria yang bernama asli Ruska Jaja Abdul Jabar alias Jafar.
Dia mengungkapkan, tidak ada sukses yang langsung datang begitu saja. Menurut dia, kesuksesan pasti berawal dari pahitnya kehidupan, dan upaya untuk mengubah nasib.
Ruska Jaja pun mengisahkan, selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, keinginannya terjun berjualan ketoprak adalah untuk membuat yayasan dan majelis juga tempat mengaji untuk anak-anak dan tempat untuk beribadah.
Hal inilah yang membuat orang tuanya mendukung dan memberi restu, sehingga Ruska Jaja meyakini bahwa keberhasilan usahanya tak luput dari doa orang tua.
“Ketika udah ada ridho dari orang tua sama pencipta insya Allah kita itu hidup tidak akan susah jadi walaupun kita bodoh atau sepintar apapun sehebat apapun kita di dunia kalo tidak ada ridho orang tua, jangan harap bahagia,” tutur Jafar.
Editor : Jeanny Aipassa