Kunjungan ke Taiwan awal Agustus oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi membuat marah Tiongkok, yang kemudian meluncurkan latihan militer di dekat pulau itu. Kedaan itu terus berlanjut, meskipun dalam skala yang jauh berkurang.
“Saya tidak melihat invasi yang akan segera terjadi,” kata Austin dalam sebuah wawancara yang disiarkan di CNN, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin 3 Oktober 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Apa yang kami lihat adalah Tiongkok bergerak untuk menetapkan apa yang kami sebut normal baru. Peningkatan aktivitas kami melihat sejumlah penyeberangan garis tengah Selat Taiwan dengan pesawat mereka,” imbuhnya.
“Jumlah itu meningkat dari waktu ke waktu. Kami telah melihat lebih banyak aktivitas dengan kapal permukaan dan perairan mereka di dalam dan sekitar Taiwan,” ungkap Menhan Lloyd.
Amerika Serikat dan sekutunya menanggapi latihan dengan terus berlayar melalui wilayah tersebut. Sebuah kapal perang Angkatan Laut AS dan fregat Kanada melakukan transit rutin melalui Selat Taiwan pada 20 September.
Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitranya “untuk memastikan bahwa kami mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Austin dalam sebuah wawancara di GPS Fareed Zakaria CNN yang direkam pada Jumat.
Selat Taiwan yang sempit sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik Tiongkok yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.
Satu hal yang menurut Austin penting saat ini adalah, Amerika Serikat sedang bekerja untuk membuka kembali saluran komunikasi militer dengan Tiongkok. Saluran itu dinilai krusial bagi kedua negara.
Tiongkok pada Agustus menghentikan kerja sama dengan Amerika Serikat di sejumlah bidang, termasuk dialog antara komandan militer tingkat senior, sebagai pembalasan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Austin mengatakan dia telah berkomunikasi melalui telepon dan secara langsung dengan rekannya dari Negeri Tirai Bambu, Menteri Pertahanan Wei Fenghe, yang setuju bahwa komunikasi terbuka itu penting.
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk terus memberi sinyal bahwa kami ingin saluran-saluran itu terbuka dan saya berharap Tiongkok akan mulai lebih condong ke depan dan bekerja sama dengan kami,” pungkas.
(FJR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.