“Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid melalui keterangan tertulis, Selasa, 25 Oktober 2022.
Arsjad sangat mengapresiasi upaya Palestina mendorong pertumbuhan ekonominya di tengah komplikasi masalah yang dihadapi. Selain tantangan geopolitik yang belum berakhir, pengakuan dunia internasional yang berdampak pada hubungan bilateral, pandemi, juga turut mempengaruhi aktivitas ekonomi Palestina.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada 2021, Palestina mencatat nilai perdagangan sebesar USD1,5 juta. Angka ini menurun dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar USD3,6 juta karena komplikasi masalah tersebut.
Ia menilai prospek kerja sama bilateral antara Indonesia-Palestina dapat ditingkatkan. Sebab, rata-rata komoditas besar seperti bahan bakar mineral, pertanian, makan industri, dan pakan ternak siap saji yang dibutuhkan Palestina saat ini seharusnya dapat diserap Indonesia.
“Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, juga berkembang ke produk lainnya,” ujar dia.
Selain produk pertanian, prospek lain yang dapat dikembangkan dari kerja sama bilateral tersebut adalah ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kadin terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Rammalah.
“Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3 ribu orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi,” beber dia.
Sementara itu, Ketua Komite Bilateral Indonesia-Palestina Kadin Indonesia, Riva Setiawan, menyatakan Indonesia memiliki kemudahan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Palestina karena telah memiliki pengalaman dan dasar kesepahaman bersama. Sejak 2018, melalui Perpres Nomor 34 Tahun 2018, Indonesia-Palestina sepakat meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan kedua negara.
Kedua negara juga sepakat menguatkan kerja sama dagang, serta peningkatan dukungan Indonesia untuk kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina. Salah satu kesepakatan konkret adalah penghapusan tarif bea masuk produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.
“Fasilitas dagang tersebut telah memberikan daya tarik tersendiri bagi wujud konkret kerja sama dagang kedua belah pihak, dan mudah-mudahan dapat diberlakukan juga untuk produk-produk lain dalam rangka meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara,” ujar Riva.
Riva menegaskan pihaknya mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia dalam mengupayakan dan memperjuangkan solusi demi terciptanya stabilitas politik dan meningkatkan kerja sama dagang dengan Palestina.
“Kami berkomitmen mendukung solusi dua negara yang sedang bertingkai dan semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan perdamaian jangka panjang. Perdamaian global tidak hanya soal Rusia-Ukrania dan mengabaikan masalah yang ada di Palestina,” kata Riva.
(AGA)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.