Istri Rektor PTN se-Indonesia Kumpul di IPB University, Ada Apa Sih?

Istri Rektor PTN se-Indonesia Kumpul di IPB University, Ada Apa Sih?

Jakarta:  Institut Pertanian Bogor (IPB University) menjadi tuan rumah Ladies Program Dharma Wanita Persatuan (DWP) perguruan tinggi negeri (PTN) Se-Indonesia.  Serangkaian acara yang digelar dalam rangka mengisi agenda tersebut.
 
Di antaranya adalah kunjungan ke Kebun Raya Bogor, Balai Kirti, dan V-Garden, serta Teaching Farm (TEFA) Sekolah Vokasi IPB University di Kampus Cilibende, Bogor.  Setelah itu acara berlanjut di IPB International Convention Center (IICC) berupa bazar, penggalangan dana dan Diskusi Pembentukan Forum Silaturahmi DWP PTN Se-Indonesia.
 
Ketua DWP Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Sri Puji Saraswati Nizam,  mengatakan, konsolidasi dengan para Ketua DWP di PTN di seluruh Indonesia adalah hal penting.  “Ini sebagai upaya mewujudkan silaturahmi antara Pengurus DWP Diktiristek dengan Para Isteri Rektor serta menjadi Forum sharing antar Ketua DWP di Perguruan Tinggi Negeri dalam meningkatkan kualitas program di masing-masing institusi,“ jelasnya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pada hari ini juga dibentuk forum istri-istri rektor DWP Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.  Forum ini diberi nama Forum Silaturahmi Dharma Wanita (Forsidanita) Akademia.
 
Peserta kegiatan yang merupakan para istri rektor PTN ini sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini, termasuk saat berkunjung ke Balai Kirti.
 
Kepala Museum Kepresidenan, Balai Kirti, Dewi Murwaningrum menjelaskan, museum Balai Kirti didirikan pada 2014 menjelang masa berakhirnya tugas Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. “Balai Kirti artinya tempat menyimpan kemasyhuran dan suri teladan semua presiden yang pernah berjasa memimpin Indonesia,” tuturnya.
 
Selain itu, ia menjelaskan karena museum kepresidenan ada di bawah Kemendikbudristek, pihaknya terbuka dan membuka seluas-luasnya untuk semua kegiatan bidang kependidikan dan kebudayaan. “Oleh karena itu, kami mengundang semua perguruan tinggi di Indonesia untuk bisa memanfaatkan museum sebagai media pendidikan, media perkuliahan dengan cara daring dan juga luring,” ucapnya.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan, bagi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, museum kepresidenan juga memfasilitasi semua mahasiswa yang ingin magang di Balai Kirti. Tentunya ini akan menjadikan silahturahmi dan juga kolaborasi yang luar biasa antara pendidikan museum dan kebudayaan.
 
“Mudah-mudahan bermanfaat untuk dunia pendidikan dan juga untuk masyarakat luas,” ujar Dewi.
 
Yane Ardian, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor mengatakan, perempuan punya peran strategis dalam pembangunan.  Perempuan harus produktif dan berkualitas sehingga peran strategis itu bisa diwujudkan dengan luar biasa.
 
“Bicara dengan organisasi-organisasi wanita yang ada khususnya PKK, Agrianita IPB University dan juga DWP PTN se-Indonesia tentunya ini adalah peluang yang sangat luar biasa, karena setiap organisasi perempuan ada visi misi yang berbeda,” terang Yane.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Agrianita IPB University, Dwi Hastuti menyampaikan harapannya agar pertemuan ini bisa menjadi ajang silahturahmi, kerja sama dan persatuan kesatuan antara PTN di wilayah barat, tengah, dan timur. “Sehingga kita bisa menjalin kebersamaan dan persatuan untuk kemajuan PTN di seluruh Indonesia yang tentunya bisa berdampak kepada kemajuan kualitas pendidikan di seluruh PTN,” tuturnya.
 
“Saya selaku Plt berharap agar  forum silahturahmi ini juga bisa menjadi wadah bagi kita membangun pengetahuan agar semua PTN yang posisinya lebih baik itu bisa menjadi mitra bagi PTN di Indonesia yang masih perlu dikembangkan,” ujarnya.
 
Ia mengatakan, dengan demikian pertukaran informasi dan pertukaran keterampilan dalam hal pengembangan perempuan sebagai istri dan sebagai ibu itu juga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
 
Usai acara di Bogor, para istri rektor ini mengikuti gala dinner dan kegiatan lainnya di Jakarta. Acara ini terselenggara juga berkat dukungan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Terbuka (UT).
 
Selain pembentukan Forum Silaturahmi, juga dilakukan Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) DWP di Ditjen Diktiristek.  Kampanye ini berupa pembuatan dan peluncuran video GERMAS. 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *