Ini Investasi yang Berpotensi Cuan di Tengah Ancaman Resesi

Ini Investasi yang Berpotensi Cuan di Tengah Ancaman Resesi

tribunwarta.com – Menjelang akhir tahun dan di tengah ancaman resesi ekonomi global, para investor disarankan berinvestasi pada saham-saham perusahaan di sektor kesehatan dan sektor barang mewah karena dianggap memiliki prospek yang berkualitas dan tetap bisa memberi keuntungan.

Untuk investor yang menyukai risiko rendah atau masih mengagungkan aset tunai, maka obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) atau mata uang dolar AS itu sendiri masih dianggap menjasi instrumen yang cukup dapat diandalkan.

    Bio Farma Sukses Luncurkan Vaksin, Saham Anak Usaha Malah Anjlok 50%

    Waspada IHSG Melorot Empat Hari Beruntun, Saham Indosat Anjlok 4%

    DBS: Andalkan Ekonomi Domestik, Risiko Resesi RI Rendah

Bio Farma Sukses Luncurkan Vaksin, Saham Anak Usaha Malah Anjlok 50%

Waspada IHSG Melorot Empat Hari Beruntun, Saham Indosat Anjlok 4%

DBS: Andalkan Ekonomi Domestik, Risiko Resesi RI Rendah

Chief Information Officer DBS Bank Limited, Hou Wey Fook meyakini, potensi keuntungan sektor kesehatan didukung oleh permintaan yang kuat dari bidang tersebut. Beberapa faktor yang mendorong adanya permintaan yang kuat antara lain, kebutuhan peralatan medis, populasi masyarakat yang mulai menua, dan prevalensi penyakit kronis yang tinggi.

Selain itu, meningkatnya permintaan untuk layanan kesehatan yang inovatif juga turut mendongkrak peluang keuntungan di sektor kesehatan.

“Secara struktural, bisnis layanan dan perlengkapan kesehatan telah unggul dalam ekuitas global. Pengembalian modal untuk perlengkapan kesehatan dengan mudah melampaui ekuitas global selama dua dekade terakhir, dan itu tercermin dalam kinerja struktural yang lebih baik,” ujar Hou Wey Fook dalam Media Briefing CIO Insight Report DBS, Kamis (13/10).

Sedangkan untuk perusahaan di sektor barang mewah, Hou Wey Fook memperkirakan pendapatan perusahaan akan tinggi yang berasal dari kekuatan harga dan permintaan konsumen yang juga masih tinggi.

Menurut dia, sektor barang mewah juga akan tetap menjadi tren karena diuntungkan oleh gaya hidup digital, serta tingginya konsumsi Tiongkok selama bertahun-tahun.

“Meskipun ada tantangan dengan lockdown, Cina dengan kelas menengahnya akan berkontribusi pada peningkatan permintaan untuk produk mewah,” ujar Hou.

Dia menjelaskan, saat ini kota-kota besar di Cina memiliki lebih banyak kekuatan ekonomi dibanding negara-negara di seluruh negara dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pangsa konsumsi barang-barang mewah global diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 40% pada 2025 atau dua kali lipat dari Eropa dan Amerika Serikat masing-masing,” ujar Hou Wey Fook.

Selain itu, untuk investasi pendapatan tetap, Hou menyarankan investor mengambil pendekatan dollar-cost average atau berinvestasi dalam mata uang dolar dengan jumlah tetap secara teratur.

Misalnya, menambahkan instrumen obligasi dengan peringkat A/BBB pada portofolio investasinya. Pasalnya, instrumen obligasi saat ini diperdagangkan di atas 5% sebagai penghasil pendapatan.

“Bank DBS juga terus menekankan diversifikasi risiko melalui alternatif, termasuk emas dan aset pribadi,” kata Hou.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *