Harga Komoditas Naik, Penjualan Properti Diyakini Tumbuh di 2023

Harga Komoditas Naik, Penjualan Properti Diyakini Tumbuh di 2023

tribunwarta.com – JAKARTA – Pasar properti nasional diyakini akan tumbuh positif di tahun 2023. Keyakinan ini dilandasi oleh peningkatan penjulan industri properti sebesar 2.96% (yoy) per semester I-2022. Untuk itu, industri properti dianggap memberikan “kesempatan emas” bagi masyarakat yang ingin berinvestasi.

Optimisme ini diungkapkan oleh CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dan Presiden Director ERA Indonesia Darmadi Darmawangsa, dalam talkshow Podomoro Park TV (Popopark TV), belum lama ini.

Kendati diyakini tumbuh tumbuh positif, Darmadi mengungkap bahwa tantangan terhadap industri properti akan ada di tahun 2023.

“Krisis yang kita alami saat ini membuat pengusaha jangan argue with reality, karena kita selalu ada tantangan. Krisis 98, Covid-19, permasalahan geopolitik, krisis pangan, akan selalu ada tantangan. Justru kita harus hadapi reality dengan creativity. Developer yang lebih cepat mengambil langkah ke depan yang akan tumbuh baik,” terang Darmadi.

Ia melanjutkan pentingnya developer harus memahami bahwa di tahun 2023, industri ini masih dalam situasi “sunrise” dan ini adalah peluang.

Adapun terkait kekhawatiran terjadinya resesi pada 2023, pembicara menyebutjustru inflasi lah yang harus diwaspadai. Menurut Presiden Direktur ERA Indonesia tersebut, kenaikan harga material di tahun depan justru mengindikasikan bahwa harga properti akan terus merangkak naik.

“Ambil posisi awal. Inflasi akan mendorong peningkatan harga material, developer akan menaikan harganya dan ini waktu yang pas untuk para investor,” kata Darmadi.

Ia menuturkan kondisi seperti ini disebut sebagai siklus properti yang biasa terjadi ketika harga properti terus merangkak naik.

Salah satu indikasi kenaikan harga properti menurut Darmadi adalah kenaikan harga komoditas yang mulai tidak terkendali.

“Harga komoditas batu bara dan nikel meningkat ini jadi indikasi setiap kali ada ledakan komoditas maka ledakan selanjutnya adalah properti, maka ambil langkah yang tepat,” urai Darmadi.

Menurutnya tahun depan harga properti akan terus mengalami kenaikan akibat inflasi, namun masih belum puncak kenaikan harga properti. Momen ini jelas Darmadi sampaikan menjadi momen yang tepat untuk generasi memiliki properti sebelum harga properti justru sudah tidak terjangkau.

Sementara Ali menyinggung kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini mencapai 5.25%. Kenaikan ini menurut Ali bukan yang tertinggi. Ali menyebut tahun 2016-2018 juga pernah berada pada kisaran 5.2%. Kenaikan ini menurut ali masih wajar.

“Fenomena turunnya BI Rate pada tahun 2020-2021 lalu memberi efek kenaikan yang drastis saat ini, padahal kita juga pernah turun sekali di tahun 2020-2021, bahkan itu terendah sepanjang sejarah” terang Ali.

Sama seperti yang disampaikan Ali, Presiden Direktur ERA Indonesia juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya suku bunga KPR masih “reasonable” dan bukan lagi masalah.

“Segmen suku bunga sangat dinamis ya, terutama untuk kelas middle – up justru jadi peluang. Banyak juga bank yang kreatif memberikan package dengan fix rate hingga 9 tahun dan banyak lagi,” terang Darmadi.

Jangan Ditunda

Mengacu pada asumsi tadi, pelaku properti berharap masyarakat, khususnya generasi milenials untuk tidak menunda pembelian property, apalagi harga properti terus meningkat.

Menurut Ali, pentingnya generasi saat ini untuk memiliki mindset yang kuat dan sadar akan kebutuhan rumah masih perlu digencarkan. Namun menurutnya, generasi ini tidak perlu khawatir masih banyak cara agar milenial bisa memiliki rumah idaman.

“Tidak ada salahnya orang tua bantu anaknya beli rumah. Data saya lihat 42% milenial beli rumah sendiri, 58% dibantu orang tua. Dan tidak ada salahnya dibantu DPnya oleh orang tua. Itu bagian dari cara membeli rumah,” terang Ali.

Disebutkan, saat ini beragam ditawarkan sejumlah developer untuk mempermudah transaksi properti. Salah satu diantaranya kredit tanpa bunga yang di bayarkan ke developer. Ali Tranghanda mengapresiasi sikap tanggap developer yang membuat program tersebut.

Salah satu program KPR developer dicetuskan oleh developer dari Agung Podomoro pada proyek residensial di Bandung Selatan, Podomoro Park Bandung.

Marketing GM Podomoro Park Bandung, Tedi Guswana, menyebut ini bagian dari soluasi sekaligus stimulus agar industri properti terus bangkit.

“KPR Developer Podomoro Park bisa dicicil selama 60 kali tanpa bunga jadi gak perlu khawatir kenaikan suku bunga KPR. Ini bagian dari cara kami agar pertumbuhan pembelian tetap maksimal,” kata Tedi.

Tedi memperkirakan di tahun 2023 permintaan akan hunian premium akan terus meningkat, apalagi saat ini optimisme dibangun dari multisektor termasuk dukungan positif dari kegiatan pemerintahan.

“Permintaan hunian saya yakin meningkat seiring banyaknya dukungan dan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi, termasuk efek dari kegiatan KTT G20,” kata Tedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *