Hadapi Potensi Krisis Pangan, Petrokimia Gresik Berupaya Dorong Inovasi dari Petani Muda

Hadapi Potensi Krisis Pangan, Petrokimia Gresik Berupaya Dorong Inovasi dari Petani Muda

SURYA.CO.ID, GRESIK – Petrokimia Gresik terus mendorong generasi muda untuk terjun di pertanian dan mengoptimalkan produktivitas pertanian. Hal itu dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya krisis pangan yang mengancam dunia, Kamis (11/8/2022).

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mengatakan, potensi krisis pangan dapat dilihat dari trend kebutuhan pangan dan luas lahan pertanian di Indonesia. Di mana pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia otomatis diikuti kebutuhan pangan yang terus meningkat.

“Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jika dibandingkan antara kebutuhan tahun 2020 dengan proyeksi Indonesia emas di tahun 2045, terjadi peningkatan kebutuhan beras nasional sekitar 5,44 juta ton. Dari 29,86 juta ton menjadi 35,3 juta ton,” kata Digna, saat menjadi narasumber dalam talkshow Petro AgriTalk bertajuk ‘Peran Petrokimia Gresik dan Pemuda di Tengah Isu Pangan Global’ yang digelar online.

Lebih lanjut Digna menambahkan, trend peningkatan kebutuhan pangan tersebut berbanding terbalik dengan trend luas lahan pertanian di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) justru semakin berkurang. Sebagai perbandingan, luas lahan pertanian Indonesia di tahun 2012 mencapai 8,13 juta hektare dan di tahun 2019 berkurang menjadi 7,46 juta hektare.

Sedangkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan, produktivitas sawah di Indonesia rata-rata 5,2 ton per hektare. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pangan di tahun 2045, produktivitas sawah harus mencapai 7 ton per hektare. Dengan estimasi luas lahan tidak lagi berkurang.

“Untuk itu, harus ada inovasi-inovasi baru dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Hal itu menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk generasi muda, agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga,” imbuhnya.

Menurut Digna, upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik dapat dilihat dari kepeloporannya dalam menciptakan teknologi pemupukan, melalui produk-produk inovasi. Kemudian menyediakan pupuk subsidi dan non subsidi berkualitas, melakukan pengawalan budidaya pertanian melalui program MAKMUR yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

“Kita juga aktif mendorong regenerasi petani sebagai upaya mengamankan masa depan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia,” imbuhnya.

Digna menambahkan, sejak tahun 2014 Petrokimia Gresik telah mengadakan Pelatihan Anak Remaja Tani (PATRA) dan kemudian di tahun 2017 menyelenggarakan Jambore Petani Muda (JPM) yang rutin dilaksanakan tiap tahun hingga saat ini.

Program ini menghasilkan banyak petani muda sukses, seperti Kampung Strawberry di Bali dan Kampung Buah Naga di Banyuwangi.

“Saat ini sudah cukup banyak sosok petani muda yang sukses di bidang pertanian. In harus diiringi dengan inovasi teknologi pertanian modern, agar semakin banyak generasi muda yang tertarik. Jadi dari generasi muda, oleh generasi muda, untuk generasi mendatang. Kita sebagai industri siap mendukung,” katanya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *