Hadapi Masalah Disrupsi Rantai Pasok Pangan, RI Bisa Gandeng Australia

Hadapi Masalah Disrupsi Rantai Pasok Pangan, RI Bisa Gandeng Australia

Jakarta: PT Jababeka Tbk mendorong adanya kerjasama konkret antar Indonesia dengan Australia untuk menyiasati masalah disrupsi rantai pasok (supply chain). Apalagi masalah disrupsi supply chain pangan ini akibat pemanasan global, perubahan iklim serta persoalan geopolitik.
 
Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) merupakan sebuah kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Australia. Dengan hadirnya IA-CEPA, Indonesia dan Australia semakin mudah bekerja sama dalam meningkatkan aktivitas ekonomi masing-masing negara.
 
Founder and chairman PT Jababeka Tbk SD Darmono menilai, Australia dan Indonesia memiliki keunggulan yang saling melengkapi. Saat ini Indonesia memiliki pasar yang besar dengan total 250 juta populasi sedangkan Australia memiliki teknologi, inovasi, akses kapital dan akses ke pasar dunia.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Darmono menyampaikan, kerja sama bisa memanfaatkan lahan yang belum digunakan Indonesia dan Australia dalam bentuk kerja sama joint venture. Tujuannya, agar memperlihatkan ke dunia bahwa Indonesia-Australia bisa berkontribusi terhadap permasalahan rantai pasok pangan.
 
“Kita bisa dengan open source di KEK Tanjung Lesung (di Banten) seluas 1.500 hektar, di mana banyak orang berdatangan. Kita punya hotel, golf course, marina juga sedang dibangun. Ini merupakan tempat orang bisa datang dan relaks,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 6 Oktober 2022.
 
Selain itu, ia menyebut, secara geografis KEK Tanjung Lesung sangat strategis karena berdekatan dengan Selat Sunda yang menjadi jalur perdagangan. Oleh karenanya, Jababeka menilai ini bisa dimulai upaya menjalankan proyek agrobisnis antara kedua negara di lokasi tersebut.
 
Ia mengungkapkan kerja sama juga bisa melalui KEK Morotai di Maluku Utara. Dengan luas 1.101,76 hektar, KEK Morotai memiliki potensi di perikanan, sekaligus potensi pertanian (agrobisnis) dan sumber daya alam, serta didukung lokasinya yang strategis.
 
“Kita tinggal start dengan merumuskan konsep dan plan untuk bekerja sama. Juga, kita harus punya mimpi bersama dengan investor Australia mengenai kerja sama (food) supply chain ini,” kata Darmono.
 
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman menyampaikan, Indonesia bukan hanya membutuhkan investor dari Australia datang ke Indonesia. Menurutnya, Indonesia juga memerlukan partner strategis.
 
“Untuk membuat bersama-sama produk yang punya added value sekaligus juga membangun ekosistem makanan end to end. Mulai dari bahan mentah, teknologi, hingga ekosistemnya agar harga terjangkau dan kompetitif harganya untuk rantai pasok global,” ungkapnya.
 

 
Meski begitu, Darmono menerangkan bahwa perlunya edukasi dan inovasi dalam regulasi dari pemerintahan kedua negara. Hal itu untuk mempermudah sharing knowledge, investasi, kerja sama hingga mudah menjalankan proyek sehingga bisa mengatasi kendala yang akan timbul.
 
“Edukasi masyarakat tanpa praktek sama saja teori. Oleh karenanya, posisi Jababeka, kita coba memanfaatkan lahan yang belum terpakai di Indonesia dengan Kawasan Ekonomi Khusus (yaitu KEK Tanjung Lesung dan Morotai, Kendal), dengan investor, bangun infrastruktur dan bekerja sama pemerintahan lokal,” ujarnya.
 
Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan profitabilitas sekaligus menciptakan pasar. Jababeka terbuka untuk open source, siap membuka diskusi mengenai teknologi dan bidang lain-lain untuk investor Australia yang datang ke Indonesia.
 
“Proyek joint venture antara Indonesia dengan Australia perlu disegerakan karena problem pemanasan global dan perubahan iklim merupakan masalah dunia, serta persoalan makanan merupakan tentang bertahan hidup. Artinya, jika kerja sama tidak dilakukan sekarang, maka generasi selanjutnya akan merasakan dampaknya,” tegas dia.
 

(END)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *