Gegara Harta, Mantan PM Pakistan Terancam Tidak Bisa Dapat Jabatan Politik

Gegara Harta, Mantan PM Pakistan Terancam Tidak Bisa Dapat Jabatan Politik

Islamabad: Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan bisa dilarang mendapatkan jabatan politik. Hal ini dikarenakan komisi pemilihan menerima tuduhan ia menerima hadiah dari para pemimpin asing saat sedang berkuasa.
 
Kasus ini adalah putaran lain dalam perselisihan politik yang dimulai bahkan sebelum penggulingan Khan 10 April lalu. Hal ini menjadi salah satu hal yang diperjuangkan mantan bintang kriket internasional dan partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
 
Pengadilan Pakistan sering digunakan untuk mengikat anggota parlemen dalam proses hukum yang berbelit-belit. Proses ini kerap dikritik oleh pemantau hak asasi karena melumpuhkan oposisi politik. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Namun, keterlibatan komisi dalam kasus ini berasal dari kewajiban pejabat terpilih untuk menyatakan semua aset mereka.
 
“Menurut pendapat kami, Komisi Pemilihan Pakistan bukan pengadilan, oleh karena itu mereka tidak dapat memberikan pernyataan untuk mendiskualifikasi siapa pun,” ucap senator PTI Syed Ali Zafar, yang merupakan seorang pengacara yang mewakili Khan.
 
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 21 Oktober 2022, asus ini berpusat pada departemen pemerintah yang dikenal sebagai “Toshakhana”, yang berarti rumah harta karun. Pada era Mughal, rumah ini menyimpan hadiah yang dilimpahkan kepada penguasa.
 
Baca juga: Waduh, Biden Sebut Pakistan ‘Salah Satu Negara Paling Berbahaya di Dunia’
 
Pejabat pemerintah harus menyatakan semua hadiah, tetapi diizinkan untuk menyimpannya di bawah nilai tertentu.
 
Barang-barang yang lebih mahal harus pergi ke Toshakhana. Namun, dalam beberapa kasus, penerima dapat membelinya kembali dengan harga sekitar 50 persen dari nilainya – diskon yang diperoleh Khan dari 20 persen saat berada di kantor.
 
Surat kabar Pakistan selama berbulan-bulan memuat cerita seram yang menuduh Khan dan istrinya menerima hadiah mewah senilai jutaan dolar selama perjalanan ke luar negeri. Mereka termasuk jam tangan mewah, perhiasan, tas desainer dan parfum.
 
Khan dituduh tidak menyatakan beberapa hadiah atau keuntungan yang diperolehnya dari menjualnya. Pada saat itu Khan mengatakan dia tidak mengumumkan beberapa hadiah dengan alasan keamanan nasional.
 
Tapi dalam pengajuan tertulis, ia mengakui membeli barang senilai hampir 22 juta rupee dan menjualnya lebih dari dua kali lipat jumlah tersebut.
 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *