Dolar AS Sedikit Menguat – Medcom.id

Dolar AS Sedikit Menguat – Medcom.id

New York: Dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah secara singkat meluncur ke level terendah baru dua dekade.
 

Investor menunggu data pekerjaan AS dan indeks harga konsumen minggu depan, yang akan menandakan laju inflasi dan apakah Federal Reserve akan terus secara agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli 2022.
 
“Apa yang diperkirakan dalam pertemuan Fed Juli didasarkan pada angka inflasi yang cukup tinggi. Kami menduga itu akan terjadi,” kata Kepala Strategi Valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets Bipan Rai, dikutip dari Antara, Jumat, 8 Juli 2022.
 
Kekuatan data penggajian non-pertanian (NFP) juga akan menunjukkan seberapa cepat upah meningkat. Sementara itu, The Fed tampaknya tidak terbebani seperti bank sentral utama lainnya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Bagi kami itu menunjukkan dolar AS masih akan menjadi mata uang yang unggul,” kata Rai.
 
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin akhir bulan ini dan kemungkinan besar akan memberikan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada September 2022.
 
Indeks dolar, ukuran nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,065 persen menjadi 107,11 setelah mencapai puncaknya di 107,27 pada Rabu, 6 Juli 2022.
 
Investor bergulat dengan risiko resesi dan apakah kenaikan suku bunga akan dihentikan karena permintaan global berkurang.
 
Model GDP Now Fed Atlanta memperkirakan pertumbuhan PDB yang disesuaikan secara musiman pada basis tahunan di kuartal kedua adalah minus 2,1 persen.
 
Volatilitas tersirat tetap mendekati level tertinggi sejak akhir Maret 2020 di 11,2 persen, mencerminkan pasar yang gelisah karena investor merenungkan keseimbangan antara euro dan dolar.
 
“Paritas dalam jangkauan, dan orang dapat memperkirakan pasar ingin melihatnya sekarang,” kata  penasihat mata uang dan suku bunga di Berenberg Moritz Paysen.
 
Mata uang terkait komoditas menguat karena harga tembaga naik. Beberapa investor kembali ke pasar pada Kamis, 7 Juli 2022, setelah meningkatnya kekhawatiran resesi mengirim logam merah ke level terendah dalam hampir 20 bulan.
 
Dolar Australia naik 0,86 persen menjadi 0,6839 terhadap greenback setelah baru-baru ini tergelincir ke level terendah sejak Juni 2020 di USD0,6762. Dolar turun 0,43 persen menjadi 1,2980 versus dolar Kanada. Franc Swiss turun dari level tertinggi tujuh tahun, dengan dolar AS naik 0,38 persen pada 0,9743.
 
Sementara poundsterling naik setelah Johnson mengatakan dia akan mengundurkan diri. Poundsterling terakhir di USD1,2012 , naik 0,69 persen hari ini.
 
Analis mengatakan poundsterling sebagian besar bergerak di tengah kekhawatiran ekonomi yang lebih luas tentang resesi global, daripada gejolak politik Inggris.
 

(SAW)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *