Disperindag Mojokerto Gunakan Aplikasi Sinergi Smart untuk Stabilisasi Harga Pangan

Disperindag Mojokerto Gunakan Aplikasi Sinergi Smart untuk Stabilisasi Harga Pangan

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto menggunakan aplikasi Sinergi Smart sebagai dasar melaksanakan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan.

Operasi pasar ini, menyusul kenaikan harga telur ayam mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 31 ribu per kilogram dan beras IR 64 medium yang tembus Rp.10.500 per kilogram di Pasar Kutorejo.

Kadisperindag Kabupaten Mojokerto, M Iwan Abdillah mengatakan, pihak Disperindag telah melakukan operasi pasar telur ayam dan beras di enam pasar. Yakni di Pasar Raya Mojosari, Pasar Niaga Mojosari, Pasar Kutorejo, Pasar Kedungmaling, Pasar Lespadangan dan Pasar Pugeran.

“Sementara berdasarkan pantauan di aplikasi Sinergi Smart, kenaikan harga telur ayam mencapai Rp 30 ribu kilogram dan beras IR Medium ini yang perlu diantisipasi dengan operasi pasar untuk stabilitas harga agar tidak terlalu naik,” jelasnya, Rabu (31/8/2022).

Menurut Iwan, Disperindag memiliki aplikasi Sinergi Smart yang digunakan untuk memantau harga Bapokting (Bahan Kebutuhan Pokok dan Barang-barang Penting) di 15 pasar yang dikelola pemerintah paerah maupun dikelola desa.

Melalui pantauan aplikasi Sinergi Smart ini, ditindaklanjut dengan rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati untuk melakukan operasi pasar tersebut.

Aplikasi ini penting, karena dalam rangka pengendalian inflasi apalagi terkait rencana Pemerintah Pusat yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Jadi memang kami disarankan sering-sering mengadakan operasi pasar, sebelum ada perintah kami sudah melangkah terlebih dahulu untuk mengantisipasi kemungkinan inflasi akibat kenaikan harga,” ucap Iwan.

Iwan menjelaskan, aplikasi Sinergi Smart dapat memantau secara update apabila terjadi kenaikan harga Bapokting tersebut.

Ia mencontohkan seperti kenaikan harga telur ayam, sehingga dilakukan operasi pasar guna menekan stabilitas harga pangan.

“Karena menurut sistem kami di aplikasi itu, ada enam pasar untuk harga telur ayam sekitar Rp 30 ribu. Namun kenaikan beras IR 64 medium hanya di Pasar Kutorejo sekitar Rp 10.500 per kilogram, padahal HET sekitar Rp 9.400,” ungkapnya.

Iwan menambahkan, operasi pasar ini terbukti ampuh lantaran berdampak terhadap harga telur ayam yang mengalami tren penurunan sekitar Rp 28.500 ribu per kilogram.

“Operasi pasar dampaknya yang otomotis dapat menekan harga pasar menjadi stabil. Jadi harga telur ayam stabil itu nanti terendah sekitar Rp 25 ribu per kilogram, atau minimal Rp 26 ribu per kilogram itu sudah bagus, artinya normal,” pungkasnya.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *