Demo Mahsa Amini Berlanjut, Polisi Iran Bertekad Gunakan Kekuatan Penuh

Demo Mahsa Amini Berlanjut, Polisi Iran Bertekad Gunakan Kekuatan Penuh

Teheran: Kepolisian Iran memperingatkan bahwa pihaknya akan menghadapi aksi protes berskala masif yang sedang terjadi saat ini dengan sekuat tenaga. Hampir dua pekan lalu, Iran dilanda demonstrasi berujung ricuh terkait kasus Mahsa Amini, perempuan yang meninggal dunia dalam penahanan polisi moral di Teheran.
 
Puluhan orang tewas sejak demonstrasi meletus pada 17 September lalu. Para pengunjuk rasa, yang didominasi perempuan, mengecam keras kematian Mahsa Amini yang diduga kuat mengalami kekerasan di tangan polisi moral.
 
Mahsa Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, ditangkap polisi moral Iran karena dinilai melanggar aturan memakai hijab.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Aksi protes mengecam kematian Mahsa Amini berlangsung selama 12 malam berturut-turut. Pembatasan internet dilakukan pemerintah Iran, dengan tujuan menghalangi pertemuan antar pedemo dan mencegah kemunculan foto-foto dari tindakan keras aparat dalam meredam aksi protes.
 
Sejumlah perempuan di Iran telah membakar hijab mereka dan juga memotong rambut mereka sebagai bentuk protes atas kematian Mahsa Amini serta aturan berpakaian yang dinilai terlalu ketat. Tidak hanya di Iran, aksi mengecam kematian Mahsa Amini berlangsung di banyak negara, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Turki.
 
Baca juga: Miris! Korban Tewas Demo Mahsa Amini di Iran Melonjak Hingga 75 Orang
 
Dalam salah satu aksi protes terbaru, polisi antihuru-hara dengan pelindung tubuh hitam terlihat menembaki jendela apartemen di Kota Ekbatan Teheran.
 
“Hari ini, musuh Republik Islam Iran dan beberapa perusuh berusaha mengganggu ketertiban, keamanan, dan kenyamanan negara,” kata komando polisi Iran, dikutip kantor berita Fars.
 
“Petugas akan menentang dengan sekuat tenaga terhadap persekongkolan kontra-revolusioner dan elemen bermusuhan, dan menangani dengan tegas mereka yang mengganggu ketertiban umum dan keamanan di mana pun di negara ini,” sambung mereka.
 
Pernyataan itu muncul hanya beberapa jam setelah Sekjen PBB Antonio Guterres telah meminta Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk tidak menggunakan “kekuatan yang tidak proporsional” terhadap pengunjuk rasa kasus Mahsa Amini.
 
“Dalam pertemuan di Sidang Majelis Umum PBB pekan lalu, Sekjen menekankan kepada Presiden Raisi mengenai perlunya penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk kebebasan berekspresi, berkumpul dan berserikat secara damai,” kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric dikutip dari AFP, Rabu, 28 September 2022.
 
“Kami semakin prihatin dengan laporan meningkatnya korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak, terkait protes tersebut,” sambung dia.
 
Dujarric menambahkan, Guterres menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari menggunakan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional. “Sekjen meminta semua untuk menahan diri sepenuhnya untuk menghindari eskalasi lebih lanjut,” pungkasnya.
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *