Cuan! Emas Sentuh US$ 1.800, Rekor Tertinggi 5 Bulan

Cuan! Emas Sentuh US$ 1.800, Rekor Tertinggi 5 Bulan

tribunwarta.comJakarta, CNBC Indonesia – Harga emas terbang ke level tertingginya selama hampir lima bulan lebih. Pada perdagangan Jumat (2/12/2022) pukul 06: 20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.803,47 per troy ons. Harga emas menguat 0,03%.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 4 Juli 2022 atau hampir lima bulan. Penguatan emas pada hari ini juga memperpanjang kinerja positif emas yang menguat dalam empat hari terakhir. Dalam empat hari perdagangan tersebut, emas melesat 3,6%.

Pada perdagangan Kamis (1/12/2022), harga emas juga menguat 1,95% ke posisi US$ 1.802,89 per troy ons. Penguatan pada Kamis membawa emas kembali ke level US$ 1.800 per troy ons untuk pertama kalinya sejak 12 Agustus 2022.

Dalam sepekan, harga emas menguat 2,7% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih melonjak 10,3% sementara dalam setahun melemah 1,9%.

Lonjakan harga emas ditopang oleh ambruknya dolar Amerika Serikat (AS), melandainya yield surat utang pemerintah AS, serta harapan pelonggaran kebijakan Covid-1 di China.

Indeks dolar ditutup pada posisi 104,73 pada perdagangan Kamis (1/12/2022). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 30 Juni atau lebih dari lima bulan.

Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun berada di posisi 3,701 atau terendah dalam sebulan terakhir. Pelemahan dolar AS membuat emas semakin murah sehingga lebih terjangkau dan menari.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya yield surat utang AS akan membuat emas kembali menarik.

Anjloknya dolar AS dan kembali bersinarnya emas merupakan imbas positif dari pernyataan petinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve. Chairman The Fed Jerome Powell pada Rabu pekan ini mengatakan ada peluang untuk menaikkan suku bunga acuan lebih kecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Sebagai catatan, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps dalam lima pertemuan sebelumnya.

“Kita lihat ada pernyataan dovish dari The Fed dan ini menopang pergerakan emas. Ada tren kenaikan ke depan,” tutur analis Kitco Metals Jim Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Sentimen positif lain datang dari China. Setelah digoyang protes terkait kebijakan zero Covid nya, otoritas Guangzhou melonggarkan kebijakan pembatasan.

Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan juga mengisyaratkan pelonggaran pembatasan. Dikutip dari South China Morning Post, Chunlan mengatakan jika sifat patogenik Omicron sudah melemah.Pelonggaran kebijakan di China akan berdampak besar terhadap pergerakan emas mengingat China adalah negara importir emas terbesar di dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *