Berawal dari Tugas Kuliah, Tiga Mahasiswa Ini Berhasil Raup Cuan dari Olahan Susu Kambing Etawa

Berawal dari Tugas Kuliah, Tiga Mahasiswa Ini Berhasil Raup Cuan dari Olahan Susu Kambing Etawa

tribunwarta.com – Pernahkah Kamu menikmati segarnya susu kambing ? Mungkin sudah banyak yang mencoba. Segar dan manis.

Namun, pernahkah Kamu mencoba makanan olahan susu kambing tetapi gurih dan pedas? Kalau belum, silahkan datang ke Purworejo , Jawa Tengah .

Di kabupaten yang terkenal dengan kambing etawa Ras Kaligesing ini, susu kambing diolah menjadi berbagai macam olahan yang unik dan lezat. Salah satu produknya adalah rice bowl dari susu kambing yang dinamakan Rice Bowl Toet.

Kambing etawa terkenal sebagai kambing kontes. Harga satu kambing etawa bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Selain dimanfaatkan untuk kontes, susu kambing ini melimpah di Kabupaten Purworejo.

Di tangan tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), resep rice bowl yang unik lahir. Bahkan dari hasil kreasinya, tiga mahasiswa tersebut bisa meraup pundi-pundi cuan.

Tiga mahasiswa kreatif tersebut yakni, Rashifah Suta Fauziyyah, Sefina Yunita dan Rani Puspita Sari. Mahasiswa yang baru dua tahun mengenyam bangku perkuliahan ini sudah mulai menjalankan bisnis Rice Bowl ciptaaannya sebagai usaha sampingan di tengah kesibukannya kuliah.

“Kami buat rice bowl, dan ada tambahan kata TOET yang berarti akronim dari tofu etawa, karena bahan bakunya dari susu kambing etawa,” kata Rani Puspita Sari, Selasa (3/1/2023).

Bau prengus yang kerap muncul dari susu kambing ini hilang lewat tangan tiga gadis muda asal Purworejo ini. Mereka mengubahnya menjadi makanan lezat yang lebih mudah diterima masyarakat. Dalam menjual produknya, tak jarang mereka hadir stan kuliner di pameran-pameran.

Rani menyebut, usaha rice bowl dari susu kambing ini bermula dari kegelisahannya saat banyak yang tak menyukai susu kambing karena memiliki aroma prengus.

Pertengahan tahun 2022, Rani bersama dua orang temannya mencoba berinovasi membuat makanan dari susu kambing dengan menghilangkan bau prengus tersebut.

Usaha coba-cobanya itu juga didukung oleh kampus tempat ketiga gadis tersebut berkuliah. Awalnya mereka mendapat tugas dari kampus untuk membuat usaha yang mengangkat potensi lokal yakni susu kambing etawa.

“Setelah mepet deadline nya kami kepikiran buat bikin tofu dari susu etawa. Nah udah ke acc TOETnya, tapi kami diminta untuk membuat olahannya aja. Akhirnya terciptalah Rice Bowl TOET ( Tofu Etawa) dan kami jual sampai saat ini,” kata Rani.

Usaha ketiga mahasiswa ini sudah berjalan sejak setengah tahun yang lalu. Setiap bulannya mereka dapat menjual hingga 80-130 porsi Rice Bowl dalam event maupun pesanan dari masyarakat.

“Awal penjualan sekitar setengah tahun yang lalu, sistem nya pre-order. Kita belum berani buat nyetok karena TOET-nya kurang tahan lama,” ujar Rani.

Susu kambing etawa disebut memiliki berbagai kandungan nutrisi yang sangat tinggi seperti fosfor, kalsium, sodium, dan florin. Bahkan, susu ini disebut-sebut memiliki nutrisi yang hampir setara dengan ASI.

“Meski memiliki banyak manfaat, susu kambing memiliki aroma yang khas bau prengus, ini menjadi salah satu alasan orang tidak menyukainya. Maka dari itu kami coba olah dan akhirnya ketemu produk ini,” tambah Rani.

Rashifah menyampaikan, rice bowl merupakan makanan yang populer dan praktis karena dalam satu mangkuk sudah tersaji makanan pokok berupa nasi dan beragam jenis lauk pauk. salah satunya adalah lauk dari susu kambing tersebut.

“Kandungan gizinya saya kira cukup lengkap, makanan ini juga praktis dan disukai banyak kalangan, terutama kaum muda dan anak kuliahnya,” kata Rashifah.

Dalam pembuatan Rice Bowl Toet , bahan dasar yang digunakan adalah susu kambing etawa yang dicampur telur dan garam. Pembuatannya cukup simpel dan tak memakan waktu yang lama.

“Terkait harga Rice Bowl Tofu Etawa ini harganya kita sesuaikan dengan bahan pendukung lain seperti telur dan yang lainnya,” kata Rashifah.

Harga seporsi Rice Bowl Toet dijual mulai dari Rp10.000 hingga Rp 20.000 tergantung porsi yang disajikan yaitu kecil, sedang atau besar. Selain menjajakan makanan olahannya di event-event, ketiga mahasiswa ini juga melayani pesanan dalam jumlah besar.

“Kita juga melayani pemesanan, bagi masyarakat yang penasaran bisa langsung pesan ke kami,” katanya.

Sefina menambahkan, proses pembuatan Rice Bowl tersebut dilakukan di rumah Reni di Desa Plipir Kecamatan Purworejo. Dalam sebulan mereka mengaku bisa mengumpulkan omset hingga Rp 1,5 juta rupiah.

“Untuk modal kami iuran bertiga, uang kita kumpulkan dan kita belanjakan sesuai kebutuhan,” tambah Sefina.

Promosikan UMKM Anda dengan beriklan di jaringan Kompas Gramedia lewat . Konsultasikan strategi iklan bisnis Anda bersama tim sales sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *