Begini Korelasi Harga Minyak terhadap Ekonomi Dunia

Begini Korelasi Harga Minyak terhadap Ekonomi Dunia

tribunwarta.com – Korelasi harga minyak terhadap ekonomi dunia: Minyak bumi menjadi salah satu sumber utama penyokong ekonomi dunia. Tidak heran jika harga komoditas energi khususnya minyak bumi sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Bayangkan saja, hampir seluruh aktivitas kita semua secara tidak langsung menggunakan minyak bumi. Jika harga minyak naik, biasanya ekonomi menjadi lesu (khususnya negara importir minyak seperti Indonesia).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak?

Rubrik Finansialku

Kekuatan Minyak dalam Perekonomian Dunia

Minyak bagaikan darah yang mendukung sistem perekonomian dunia. Ia menjadi nadi transportasi dan industri yang bergantung padanya.

Semakin berkembang peradaban manusia, minyak juga semakin meningkat peminatnya. Bahkan sering kali minyak pula yang menjadi sumber peperangan antar negara yang berebut kekuasaan.

Tidak hanya ekonomi, minyak juga berpengaruh pada kestabilan politik dan militer dunia masa ini.

Minyak bumi memiliki banyak manfaat selain sebagai bahan bakar. Beberapa contoh penggunaannya pada industri kimia, bahan baku plastik, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Walau banyak aplikasi penggunaannya, namun minyak bumi hanya dihasilkan oleh negara-negara tertentu saja seperti negara di Timur Tengah, AS, Eropa, dan negara lainnya. Sedangkan konsumen terbesarnya adalah Tiongkok dan India.

Negara kita, Indonesia sebenarnya juga menghasilkan minyak bumi. Sayangnya dalam tahap mentah. Semoga ke depannya kita dapat memproduksi minyak jadi ya.

[Baca Juga: Menelusuri Korelasi Harga Sektor Energi: Gas Alam vs Minyak Mentah]

Harga minyak bergerak fluktuatif dari waktu ke waktu. Meski ketersediaannya terbatas di bumi dan melewati proses produksi yang panjang, ada kalanya harga minyak turun lho!

Harga minyak mempengaruhi proses produksi dan manufaktur di seluruh negara. Contoh kasusnya pada kenaikan harga bahan bakar moda transportasi secara otomatis membuat ongkos transportasi naik.

Saat harga minyak turun, industri manufaktur yang menggunakannya diuntungkan karena biaya produksi dan transport lebih murah.

Namun semenjak AS turut memproduksi minyak secara besar-besaran setelah penemuan teknologi pemrosesan shale oil, harga minyak mengalami tren penurunan harga.

Negara-negara penghasil minyak tidak mau kalah dan turut memproduksi dalam skala besar sehingga harga minyak menjadi jatuh.

Secara sekilas mungkin masyarakat berpikir ini adalah hal yang baik jika harga minyak terus menerus turun. Karena asumsinya harga-harga kebutuhan juga ikut turun. Namun hal ini sangat berbahaya bagi produsen minyak dan berisiko pada para pekerja di industri perminyakan ini.

Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Minyak

Harga minyak berfluktuasi dari waktu ke waktu dan menimbulkan kegalauan bagi berbagai pihak. Hal ini wajar terjadi mengingat minyak adalah komoditas likuid dan melibatkan banyak pihak.

Berikut ini beberapa faktor yang dapat membuat harga minyak volatile:

#1 Cadangan Supply

Secara regulasi, negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia dinaungi oleh organisasi OPEC. Perannya untuk bersama-sama menjaga stabilitas harga dan produksi minyak dunia.

3 negara penghasil minyak utama yaitu AS, Arab Saudi dan Rusia. Meskipun AS dan Rusia tidak termasuk dalam negara OPEC. Justru OPEC yang didominasi oleh negara Arab bersaing dalam memproduksi minyak dengan AS.

#2 Permintaan

Konsep interaksi supply demand berlaku juga pada pembentukan harga minyak. Negara pengimpor minyak bumi terbesar di dunia yaitu Tiongkok, India, dan Korea Selatan.

Harga minyak banyak dipengaruhi oleh instrumen kontrak berjangka (futures). Transaksi futures pada minyak memungkinkan untuk membeli minyak pada harga tertentu di masa depan sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

[Baca Juga: Menelisik Harga Minyak Dunia dari Masa ke Masa]

Sebagai komoditas yang paling banyak diminati di dunia, minyak juga menjadi komoditas yang paling likuid untuk ditransaksikan. Bahkan ada banyak instrumen yang bisa digunakan yaitu futures, kontrak opsi, dan lain-lain.

Karena banyaknya instrumen untuk bertransaksi minyak bumi, banyak juga interaksi spekulator ataupun market maker untuk memicu volatilitas harga minyak.

Misalnya, pada transaksi futures yang memungkinkan transaksi buy dan sell. Sell artinya trader memperoleh keuntungan jika harga minyak benar-benar turun. Namun hal ini juga bisa semakin membuat harga minyak turun sementara.

#3 Kejadian Luar Biasa

Kejadian luar biasa yang dimaksud adalah bencana alam ataupun sentimen perang. Bencana alam besar yang terjadi pada negara produsen ataupun jalur distribusi minyak akan memberi efek pada harga.

Contohnya banjir di Sungai Mississippi pada Mei tahun 2011 lalu sempat membuat harga minyak bergejolak.

Ketidakstabilan politik di suatu negara produsen minyak seperti pada perang di Timur Tengah juga membuat harga minyak naik. Misalnya kasus peperangan antara Afghanistan dan Irak.

Selain itu juga, sentimen perang dagang AS dengan Tiongkok akhir-akhir ini.

#4 Suku Bunga The Fed

Meskipun tidak selalu berkaitan, ada kalanya harga minyak berkorelasi dengan tingkat suku bunga.

Sebab pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi harga minyak dan suku bunga. Terkadang faktor tersebut saling berhubungan. Ada kalanya juga tidak.

[Baca Juga: Definisi The Fed Adalah]

Salah satu teori menyimpulkan jika suku bunga naik maka biaya manufaktur juga ikut naik sehingga memicu pengeluaran lebih besar.

Dengan uang lebih sedikit yang tersisa maka konsumen mengurung niatnya untuk berkonsumsi sehingga harga minyak juga turun. Berlaku pula sebaliknya.

Hal ini dikarenakan ketika suku bunga turun maka masyarakat dan perusahaan tertarik untuk meminjam uang dan menggunakannya lebih bebas sehingga konsumsi meningkat dan harga minyak naik.

Ada pula teori lain yang beranggapan bahwa kenaikan suku bunga membantu USD menguat terhadap mata uang negara lainnya. Sehingga perusahaan minyak AS bisa membeli minyak lebih banyak dengan USD yang lebih sedikit sehingga modal produksi menurun.

Berlaku pula sebaliknya ketika suku bunga turun membuat USD melemah terhadap mata uang lainnya.

Intinya…

Minyak sebagai penopang ekonomi dunia sangat berkaitan dengan perekonomian. Banyak aplikasi penggunaan minyak di berbagai industri mulai dari bahan bakar, transportasi, bahan baku industri, dan sebagainya.

Harga minyak yang mahal tidak selalu merugikan. Justru bisa saja membuka peluang lapangan pekerjaan baru di industri perminyakan dan pengembangan investasi pengeboran minyak. Meskipun berefek pada naiknya biaya hidup dan ongkos transportasi.

Harga minyak terlalu rendah justru mengganggu kesehatan industri pertambangan dan mengancam keberlangsungan nasib para pekerjanya.

Apakah artikel ini bermanfaat? Silakan bagikan informasi pada artikel ini supaya banyak orang bisa mengetahui hubungan harga minyak terhadap ekonomi dunia.

Sumber Gambar:

    Harga Minyak terhadap Ekonomi Dunia 01 – https://bit.ly/2ZxDP8j

    Harga Minyak terhadap Ekonomi Dunia 02 – https://bit.ly/2GvYUr7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *