tribunwarta.com – Beda pandangan antara negara-negara anggota G20 meluas di hampir semua pertemuan, termasuk dalam pertemuan gabungan menteri keuangan dan menteri pertanian pekan ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, perbedaan pandangan di antara negara-negara anggota antara lain muncul soal ‘biang kerok’ dari meningkatnya krisis pangan.
Para menteri keuangan dan menteri pertanian negara-negara G20 kembali bertemu di Washington DC, Amerika Serikat kemarin (11/10). Pertemuan ini dilakukan di tengah meningkatnya ancaman krisis pangan dunia.
Sri Mulyani mengatakan, sejumlah anggota mengungkapkan pendapatnya terkait perang di Ukraina yang dinilai telah menyulut semakin parahnya krisis pangan saat ini. Namun, Rusia membantah hal tersebut.
“Rusia berpandangan bahwa masalah pangan sebenarnya sudah dimulai bahkan sebelum perang. Jadi masih ada gap yang cukup lebar,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai pertemuan Joint Finance and Agriculture Minister Meeting (JFAMM), Selasa (11/10).
BACA JUGA
G20 Bahas Ancaman Krisis Pangan Tahun Depan, Apa Solusinya?
Sri Mulyani menyebut, pernyataan yang dihasilkan dalam pertemuan kemarin berasal dari usulan seluruh negara anggota. Baik dalam pernyataan bersama yang dibacakan oleh Sri Mulyani maupun menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo, tidak ada ada kalimat spesifik yang menyebut perang Rusia dan Ukraina sebagai penyebab krisis. Kata perang diganti dengan istilah ketegangan geopolitik.
Masalah krisis pangan juga disebut bukan menjadi satu-satunya faktor. Ada masalah lain seperti dampak pandemi, perubahan iklim, restriksi perdagangan internasional dan masalah pupuk.
Meski terdapat beda pandangan soal perang dan krisis pangan, Sri Mulyani menyebut semua anggota sepakat untuk mengatasi masalah krisis pangan. Anggota juga membahas soal langkah apa yang perlu dilakukan, alih-alih hanya berdiskusi soal penyebab dari krisis tersebut.
Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan, terdapat kekhawatiran yang sama oleh negara-negara anggota terkait krisis pangan dan telah disampaikan dalam pertemuan kemarin. “Jadi semua negara merasa ini menjadi suatu yang membutuhkan perhatian serius, salah satu yang menjadi orientasi ke depan adalah hadirnya mitigasi adapatuas tantangan baru yang ada, terutama perubahan iklim, pandemi dan ketegangan geopolitik,” kata dia dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.
BACA JUGA
Bank Dunia Sentil G20 Lambat Bahas Restrukturisasi Utang Negara Miskin
Ia menyebut ada tiga hal yang menjadi kesamaan pemahaman dan perhatian yang disimpulkan dalam pertemuan kemarin, antara lain: