SURYA.CO.ID, BLITAR – Upaya pencarian terhadap Suwarno (42), nelayan yang hilang saat memasang alat perangkap lobster di Pantai Serang, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Rabu (10/9/2022) petang, belum membuahkan hasil.
Sampai Jumat (12/8/2022) siang, tim SAR bersama dengan para nelayan terus menyisir lokasi tenggelamnya korban, yang berjarak 1 KM lebih dari bibir pantai. Meski terkendala ombak besar dan angin kencang namun semangat tim SAR untuk menyisir Pantai Serang tidak menurun.
Meski nelayan asal Desa Serang itu belum ditemukan, namun lelah tim SAR sedikit agak terobati karena perahu korban sudah ditemukan terlebih dahulu.
“Perahunya sudah ditemukan semalam sebelumnya, Rabu (10/9/2022). Perahu ditemukan sudah terseret ombak sejauh 6 KM dari bibir pantai. Yang menemukannya, adalah para nelayan. Kondisinya aman atau perahu sepanjang 9 meter atau senilai Rp 250 juta itu tidak rusak,” kata Kepala Desa (Kades) Serang, Handoko.
Meski belum ada tanda-tanda kalau korban akan ditemukan namun tim SAR dan nelayan terus bersemangat mencarinya. Mereka selalu standby di tepi pantai yang setiap hari ramai dikunjungi wisatawan, usai melakukan pencarian.
Tujuannya, kalau ada informasi yang terkait hilangnya korban dari nelayan yang pulang melaut, tim bisa cepat bergerak. “Tim SAR terus memantaunya di tepiilaut walau sudah malam,” ungkap Handoko.
Diberitakan sebelumnya, Rabu (10/9/2022) petang, Suwarno (42) dikabarkan mendadak hilang ditelan ombak, sedangkan adiknya, Supadi (35), yang juga berada di perahu itu selamat. Supandi selamat karena berenang membawa pelampung melawan ganasnya ombak sejauh 1 KM menuju bibir pantai.
Sementara Suwarno dikabarkan tidak memakai pelampung karena mungkin sudah punya jam terbang lebih tinggi dibandingkan adiknya.
Kedua nelayan itu awalnya berangkat melaut sekitar pukul 17.00 WIB, menuju di lokasi yang dikenal dengan nama Gemplahan. Titik lokasi itu berjarak sekitar 1 KM lebih dari bibir pantai dan diketahui banyak lobsternya saat malam hari.
Setelah jangkarnya dilempar ke bawah atau dasar laut dan perahunya dianggap aman, kakak beradik itu turun dari untuk memasang alat perangkat udang. Namun menjelang selesai pekerjaannya, mendadak perahunya bergerak ke arah tengah karena terseret ombak.
Korban segera berenang untuk mengejar. Namun karena tidak kuat melawan terjangan ombak, korban kemudian tenggelam. Sedangkan Supandi yang mencoba menolong, juga tidak berhasil karena ombak terlalu besar. ****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.