Gangguan muskuloskeletal merupakan kondisi medis yang umum dijumpai pada orang dewasa. Risiko kemunculannya akan meningkat seiring bertambahnya usia.
“Dalam perkembangannya, masalah muskuloskeletal dengan nyeri yang berkelanjutan dapat menimbulkan disabilitas,” kata Ketua Panitia Bakti Sosial Merdeka dr Henny Angganawati, melalui keterangan tertulis, Selasa, 16 Agustus 2022.
Tidak hanya membantu mengenali gangguan muskuloskeletal, para dokter ini juga memberikan pengobatan gratis dengan menggunakan alat seperti laser terapi untuk mengurasi rasa nyeri. Digunakan pula alat extracorporeal shock wave therapy sebagai tindakan terapi non-invasive dengan gelombang kejut (shockwaves) dan electrical stimulation untuk menstimulasi otot yang lemah.
Henny mengatakan kegiatan bakti sosial ini dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif. Agar masyarakat lebih sadar terhadap masalah kesehatan yang seringkali menjadi keluhan orang dewasa, terutama orang lanjut usia (lansia).
Pada beberapa kasus, kata Henny, gangguan muskuloskeletal dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari penderita. Kondisi ini juga bisa dirasakan pada semua area tubuh, seperti leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, dan kaki.
Sebanyak 167 peserta telah terdaftar dalam Program Bakti Sosial Merdeka. Terdiri atas internal UI, RSUI, dan masyarakat sekitar.
Kegiatan pemeriksaan dilakukan oleh 101 dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi. Meliputi pemeriksaan anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnostik, pemeriksaan USG, gula darah, pemeriksaan osteoporosis, BMI, tensi darah, tindakan intervensi dengan modalitas seperti shock wave, cryo terapi, laser, high laser, dan tapping.
Baca: Tips Jitu Atasi Masalah Muskuloskeletal ala Fisioterapi
Ketua Perdosri Jaya dr Laura Djuriantina mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mengurangi nyeri muskuloskeletal. Harapannya, dapat mencegah terjadinya disabilitas.
“Rasanya hal ini sangat penting untuk kita sampaikan ke masyarakat. Keluhan-keluhan yang sering terjadi tidak bisa disepelekan. Para dokter rehabilitasi medik, selain memberikan edukasi, juga akan membantu memeriksa keluhan pasien agar dapat diberikan penanganan yang sesuai,” kata dr Laura.
Selain bakti sosial, Perdosri Jaya juga menyelenggarakan kegiatan talkshow berTema “Cegah Disabilitas: Peran Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi”. Hadir sebagai narasumber adalah professor kedokteran fisik dan rehabilitasi, yaitu Prof dr Angela BM Tulaar dan Prof dr Widjajalaksmi.
(UWA)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.