Sensor ECT mobil adalah komponen penting yang mendukung kinerja mobil. Komponen ini berperan untuk menjaga kestabilan suhu mesin mobil.
Jika ingin mobil terasa nyaman digunakan dan mesinnya aman ketika berkendara, maka ECT harus dirawat dengan baik. Ketika terjadi kerusakan pada ECT, mobil akan rawan mengalami overheat.
Apa itu sensor ECT mobil?
Sensor Engine Coolant Temperature atau ECT adalah komponen yang mengatur suhu mesin kendaraan bermotor tetap stabil.
ECT ini tak hanya terdapat pada mobil saja, tetapi pada semua jenis kendaraan bermotor dengan sistem injeksi, termasuk pada kendaraan roda dua seperti motor.
Sensor ini berupa thermistor type NTC (Negative Temperature Coefisien). Sensor ini juga dikenal dengan istilah Water Temperature Sensor (WTS). Umumnya ECT terpasang pada bagian blok mesin.
Cara kerja sensor ECT
Cara kerja sensor ECT cukup sederhana, yaitu mengandalkan resistansi dengan menggunakan prinsip termistor. Resistansi sensor akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur suhu mesin.
Ketika suhu air pendingin naik, temperatur akan bersinggungan dengan salah satu bagian resistor untuk menurunkan resistansi. Begitu pula dalam keadaan sebaliknya.
Perubahan naik-turunnya resistansi akan merubah potensial menjadi data dari sensor. Data inilah yang akan digunakan untuk memberikan informasi serta sinyal kepada indikator untuk menyesuaikan kerja komponen lainnya. Misalnya, menyalakan kipas radiator.
Proses ini akan berlangsung secara berulang dan terus menerus agar suhu mesin tetap stabil selama berkendara.
Fungsi sensor ECT pada mobil
Ada beberapa fungsi sensor ECT pada mobil. Secara umum sensor ini berfungsi untuk mengendalikan suhu mesin dan mencegah terjadinya overheat. Tapi, selain itu, ada juga fungsi lainnya.
Pertama, sensor ini berfungsi mendeteksi atau mengukur suhu dari air pendingin kemudian memberikan sinyal untuk menghidupkan kipas radiator ketika mesin sudah mulai panas.
Selain itu, fungsi yang kedua, sensor ini juga memberikan sinyal ke lampu indikator ketika kondisi suhu air pendingin sudah melebihi suhu normal yang sudah ditentukan.
Fungsi ECT juga berkaitan erat dengan kipas radiator. Kipas radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin mobil agar tidak overheat. Sensor kipas radiator mobil akan mendeteksi seberapa besar panas yang dihasilkan oleh mesin.
Gejala sensor ECT rusak
Seringkali pengendara tidak sadar ketika ECT rusak. Padahal sensor ini memegang peranan sangat krusial selama mesin mobil menyala. Berikut ini gejala yang perlu diwaspadai untuk cara mengetahui sensor ECT rusak.
1. Mesin overheat
Gejala sensor ECT rusak yang paling umum adalah overheat atau mesin menjadi panas.
Ini disebabkan karena sensor gagal memberikan informasi dan sinyal pada kipas pendingin yang ada pada bagian belakang kisi radiator. Akibatnya, mesin menjadi kelewat panas karena kipas radiator tidak menyala.
2. Mesin bergetar ketika kecepatan rendah
Seperti diketahui, kipas radiator berfungsi untuk menghilangkan panas yang ditimbulkan oleh cairan pendingin pada mesin.
Ketika kipas tidak menyala, bukan hanya menyebabkan mesin overheat, tetapi juga akan menyebabkan mesin bergetar ketika mobil melaju pada kecepatan rendah.
Ini disebabkan adanya penyesuaian campuran bahan bakar saat mesin dinyalakan. Parahnya, mesin juga berpotensi kehilangan daya akibat kerusakan tersebut.
3. Jarak tempuh berubah
Cara cek kerusakan sensor ECT juga bisa dilakukan dengan mengecek angka di odometer yang menunjukkan seberapa jauh jarak tempuh mobil.
Jika jarak tempuh berubah dan menjadi lebih pendek, bisa jadi gejala kerusakan ECT. Ini disebabkan karena adanya pemborosan bahan bakar akibat sinyal palsu yang dilepaskan oleh sensor ECT mobil.
Saat ECT rusak, bisa muncul sinyal palsu yang menunjukkan suhu mesin dalam keadaan normal. Padahal, yang terjadi justru suhu mesin mobil sudah tinggi.
Akibatnya, mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar, sehingga bahan bakar menjadi cepat habis dan jarak tempuh kendaraan berubah menjadi lebih pendek.
4. Lampu indikator mesin menyala
Ketika kamu melihat lampu indikator mesin menyala, maka sebaiknya segera cek kondisi ECT. Sebab, ini juga menjadi tanda terjadinya perubahan suhu mesin di atas normal.
Pada kondisi normal sinyal yang diberikan lampu indikator ini seharusnya direspon oleh radiator untuk menurunkan suhu mesin.
Namun ketika ECT mengalami kerusakan, maka lampu indikator mobil akan terus menyala sebagai tanda suhu mesin gagal distabilkan.
5. Knalpot mengeluarkan asap hitam
Kerusakan pada ECT dapat membuat knalpot mengeluarkan asap berwarna hitam pekat. Lagi-lagi ini disebabkan karena rusaknya sensor yang akan memberikan sinyal yang salah pada komponen lain dalam mesin.
Salah satu efeknya yakni membuat ECU memperbanyak campuran bahan bakar yang membuat proses pembakaran menjadi sulit terjadi. Akibatnya, asap hitam pun keluar dari knalpot.
Cara memperbaiki sensor ECT mobil
Sebenarnya, kamu bisa langsung membawa mobil ke bengkel untuk memperbaiki ECT yang rusak. Pihak bengkel akan tahu bagaimana cara cek sensor temperatur mobil yang rusak.
Tapi, kalau merasa bisa melakukan pengecekan dan perbaikan sendiri, kamu juga bisa mengganti sensor sendiri di rumah. Berikut ini cara memperbaiki sensor ECT mobil.
- Pastikan mesin dan cairan pendingin telah benar-benar dingin lalu lepaskan baterai
- Lepaskan penutup mesin dari plastik. Tergantung pada mesinnya, kamu mungkin harus melepas bagian dari pipa pemasukan udara plastik
- Temukan sensor suhu cairan pendingin, biasanya di dekat thermostat tetapi dapat ditempatkan di dekat saluran pendingin mesin mana pun.
- Kuras sebagian sistem pendingin, atau lakukan pembilasan cairan pendingin. Langkah ini mencegah cairan pendingin tumpah secara tidak terkendali ke seluruh mesin dalam dua langkah berikutnya
- Lepaskan konektor listrik dari sensor dengan mendorong tab dan menarik konektor
- Gunakan kunci pas untuk melepaskan sensor suhu cairan pendingin dari saluran cairan pendingin.
- Masukkan sensor baru
- Sambungkan steker listrik, pastikan terpasang dengan benar.
- Pasang kembali penutup mesin dan saluran masuk udara. Isi ulang sistem pendingin.
- Sambungkan kembali baterai, hidupkan mesin dan pastikan lampu “periksa mesin” padam. Jika kamu melakukan pembilasan cairan pendingin, kamu harus melakukan bleed pada sistem.
- Lakukan test drive sambil memantau pengukur suhu untuk memastikan perbaikan yang telah selesai.
- Direkomendasikan untuk memeriksa ulang level cairan pendingin setelah beberapa hari mengemudi.
Efek sensor ECT rusak
Efek sensor ECT rusak yang paling utama adalah mesin mobil menjadi overheat. Jika ini dibiarkan terus menerus maka performa kendaraan akan terus menurun.
Mobil akan mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti mesin bergetar, lampu indikator yang menyala terus-menerus, keluar asap hitam pekat pada knalpot, dan mobil pun jadi rewel atau tidak tangguh lagi seperti sebelumnya.
Pada akhirnya bila kondisi mobil sudah mengalami gejala seperti di atas dan tidak segera diperbaiki, maka mesin lah yang harus diganti.
Tentu saja, mengganti mesin mobil akan jauh lebih mahal dibandingkan jika kamu cepat-cepat membawa mobil ke bengkel begitu melihat tanda-tanda kerusakan pada ECT.
Gambar sensor ECT
Berikut ini gambar sensor ECT mobil sebagai referensi.
Pentingnya punya asuransi mobil
Ketika mobil mengalami kerusakan, apalagi kerusakan yang parah akibat kecelakaan, kamu harus mengeluarkan biaya perbaikan yang besar. Untuk menghindari hal ini, kamu bisa pakai asuransi mobil.
Asuransi mobil akan menanggung biaya perbaikan atas kerusakan mobil. Cakupan pertanggungannya tergantung dari jenis yang kamu pilih. Ada dua jenis asuransi mobil, yaitu:
- Asuransi all risk, merupakan jenis asuransi yang menanggung segala bentuk risiko pada mobil. mulai dari kerusakan ringan, kerusakan berat, atau risiko kehilangan akibat pencurian.
- Asuransi TLO, atau Total Loss Only adalah asuransi yang bisa menanggung kerugian hingga 75 persen nilai kendaraan.
Pilihlah jenis asuransi mobil yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Kalau bingung menentukan pilihan, coba ikuti kuis asuransi mobil terbaik dari Lifepal berikut ini.
FAQ seputar sensor ECT mobil
Artikel ini bersumber dari lifepal.co.id.