Pertalite bisa dibilang sebagai salah satu jenis bahan bakar (BBM) yang paling populer dan banyak diminati. Dibandingkan jenis BBM lain, ada kelebihan dan juga kelemahan Pertalite untuk mobil.
Bukan berarti Pertalite tidak bagus untuk digunakan, ya. Karena, memang bahan bakar ini punya keunggulan tersendiri dibanding jenis lainnya, tetapi juga memiliki kekurangan yang perlu dijadikan bahan pertimbangan.
Lantas, apa saja kelebihan dan juga kekurangan menggunakan bahan bakar Pertalite untuk mobil? Simak informasinya di artikel ini.
Kelemahan Pertalite untuk mobil
Pertalite hanya disarankan untuk dipakai oleh kendaraan motor yang memiliki mesin di bawah 125 cc atau pada mobil dengan mesin di bawah 1.500 cc.
Apabila Pertalite digunakan untuk mobil dengan spesifikasi mesin di atas 1.500 cc, maka pemakaiannya bisa mengakibatkan kondisi ‘ngelitik’ atau knocking.
Selain itu, dampak negatif Pertalite juga akan terasa apabila dipakai pada kendaraan yang hanya bisa bekerja dengan baik saat menggunakan bahan bakar oktan tinggi.
Jika mobil sejenis itu dipaksa memakai Pertalite yang oktannya lebih rendah, maka komponen kendaraan bisa cepat rusak, khususnya komponen arm piston, piston, dan lainnya.
Akibat potensi kerusakan tersebut, dalam jangka waktu lama penggunaan Pertalite juga bisa merugikan karena biaya perawatan kendaraan yang menggunakan bahan bakar tersebut bisa lebih mahal.
Kelebihan Pertalite untuk mobil
Walau memiliki kelemahan, di sisi lain juga masih ada kelebihan yang dimiliki Pertalite. Apa saja kelebihan-kelebihan tersebut?
Dari segi oktan, RON dari Pertalite jelas lebih unggul dibanding BBM di level bawahnya, yakni Premium. Di mana Pertalite memiliki RON 90 sedangkan Premium punya nilai RON 88.
Dari segi harga, sebagai BBM bersubsidi, jika dibandingkan dengan Pertamax, Pertalite menawarkan harga yang lebih murah.
BBM satu ini juga tidak memiliki kandungan timbal. Pertalite juga lebih mudah didapatkan dan tersedia di berbagai jenis pom bensin di berbagai wilayah Indonesia, bukan hanya Pertamina.
Harga BBM Pertalite
Dari segi harga, Pertalite vs Pertamax memiliki perbedaan harga. Harga untuk bahan bakar Pertalite memang terbilang lebih murah dibanding Pertamax.
Berikut daftar harga Pertalite di seluruh wilayah Indonesia, yang dikutip dari laman resmi Pertamina.
Pulau | Provinsi | Harga Pertalite |
Pulau Jawa | DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur | Rp7.650 |
Pulau Sumatra | Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Batam (FTZ), Aceh, Jambi, Bengkulu, Bangka-Belitung, dan Lampung | Rp7.650 |
Pulau Sulawesi | Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Gorontalo | Rp7.650 |
Bali & Nusa Tenggara | Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali | Rp7.850 |
Pulau Kalimantan | Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara | Rp7.850 |
Pulau Papua | Papua dan Papua Barat | Rp7.850 |
Sebagai catatan, pada beberapa wilayah tertentu kerap terjadi perubahan harga yang tidak menentu.
Biasanya perubahan yang dimaksud menjadi lebih mahal di mana salah satu penyebabnya karena ada biaya distribusi dan lain sebagainya.
Perbedaan Pertalite dan Premium
Pertalite vs Premium seringkali dibandingkan, karena keduanya sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lantas, bagusan Pertalite atau Premium? Simak perbedaan keduanya berikut ini.
1. Perbedaan warna
Perbedaan paling mencolok dari segi wujud bisa dilihat dari warna, di mana premium memiliki warna kuning cerah sedangkan pertalite memiliki warna hijau terang.
2. Perbedaan oktan
Dari segi oktan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Premium memiliki angka RON 88. Sedangkan, Pertalite memiliki RON 90.
Perlu dipahami, semakin tinggi nilai oktan, maka semakin baik pula kualitasnya. Dengan angka RON Pertalite yang lebih tinggi dari Premium, dapat disimpulkan bahwa kualitas bahan bakar Pertalite lebih tinggi dari Premium.
3. Perbedaan emisi yang dikeluarkan
Hal paling penting dari perbedaan Pertalite dan Premium adalah emisi gas atau polusi yang dikeluarkan dan dapat berdampak terhadap lingkungan.
Emisi gas pada Premium diketahui memiliki dampak polusi besar, dibandingkan Pertalite yang tingkat polusinya lebih sedikit dan sama dengan Pertamax.
Namun, bila dibandingkan dengan Pertamax Plus atau Turbo, tingkat polusi dari bahan bakar Pertalite masih di lebih tinggi. Karena Pertamax Plus atau Turbo memiliki tingkat polusi paling rendah.
Mobil yang cocok pakai Pertalite
Saat memilih bahan bakar, jangan sampai bahan bakar yang dipilih tidak sesuai dengan spesifikasi mesin mobil. Standar kesesuaian jenis bahan bakar disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil dan kompresi pada mobil.
Lebih detail, jika Premium dapat digunakan pada mobil berkompresi rendah, yaitu di bawah 9:1. Sementara Pertalite tepat digunakan oleh kendaraan bermesin bensin dengan kompresi 9:1 sampai 10:1.
Selain itu, besaran cc pada mesin juga menjadi pertimbangan. Di mana mobil yang memiliki mesin dengan spesifikasi di bawah 1.500 cc dinilai paling aman untuk mengonsumsi Pertalite.
Sedangkan untuk mobil dengan mesin di bawah 2.000 cc juga masih aman untuk menggunakan Pertalite, meski tidak terlalu direkomendasikan dan lebih disarankan untuk menggunakan Pertamax.
Adapun daftar mobil yang cocok pakai Pertalite terdiri dari Honda Mobilio, Toyota Avanza, Agya, Calya, Toyota Rush, Vios, Daihatsu Luxio, Nissan Grand Livina, Honda Brio, Honda Mobilio, Nissan Magnite, Suzuki Ertiga, Toyota Raize, dan sejenisnya.
Tips irit bahan bakar saat berkendara
Ada sejumlah kiat atau tips yang dapat dilakukan para pengguna mobil agar konsumsi bahan bakar termasuk pertalite dapat lebih irit.
Sebenarnya tidak hanya berlaku bagi pengguna pertalite, namun juga bagi pengguna pertamax dan jenis bahan bakar lain. Berikut adalah beberapa tips yang dimaksud:
- Merencanakan rute terbaik, cari tahu kondisi lalu lintas serta rute ke tempat lokasi yang dituju.
- Memperhatikan penggunaan gigi untuk kendaraan manual, jangan selalu memakai gigi rendah dan juga hindari memakai gigi tinggi saat berkendara di lokasi yang memiliki banyak tanjakan dan terjal.
- Menjaga kecepatan mobil secara konstan, jaga laju mobil di level yang stabil serta tidak mendadak mengebut atau tiba-tiba berhenti begitu saja. Hal ini sejatinya wajib diperhatikan saat mengemudi di jalan lurus tanpa hambatan seperti tol.
- Merawat mobil dengan rutin, dapat dilakukan dengan menyervis mobil secara berkala. Lakukan pengecekan dan pembersihan berbagai komponen untuk memastikan tidak ada kotoran, endapan, atau hal-hal lain yang bisa menghambat kinerja mesin mobil
Pentingnya pakai asuransi mobil
Kalau kamu punya kendaraan pribadi, baik itu mobil baru maupun mobil bekas, sebaiknya gunakan asuransi kendaraan sejak dini.
Asuransi bisa memberikan perlindungan terhadap mobil dan juga keuanganmu. Saat terjadi kerusakan, mobil bisa mendapatkan perawatan tepat waktu tanpa tertunda karena kendala biaya.
Selain itu, kamu pun tidak perlu menguras kantong pribadi karena biaya perbaikan mobil sudah ditanggung oleh asuransi. Cari tahu cara memilih asuransi mobil dari video berikut.
Asuransi kendaraan yang dipilih bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mobil. Ada dua jenis asuransi mobil yang umum ditemui, yaitu:
- Asuransi all risk, yaitu jenis asuransi yang menanggung segala bentuk risiko pada mobil, baik itu kerusakan ringan, kerusakan berat, bahkan sampai risiko kehilangan mobil akibat pencurian
- Asuransi TLO, yaitu asuransi Total Loss Only, yang menanggung kerugian apabila nilai kerugian tersebut sama dengan atau lebih dari 75 persen nilai kendaraan
Jadi, jenis asuransi mana yang paling cocok untuk mobilmu? Coba cari tahu dengan mengikuti kuis asuransi mobil terbaik dari Lifepal berikut ini.
FAQ seputar kelemahan Pertalite untuk mobil
Artikel ini bersumber dari lifepal.co.id.