Diduga Kekurangan Tentara, Rusia Tugaskan Perangkat Desa Rekrut Penduduk untuk Perangi Ukraina

Diduga Kekurangan Tentara, Rusia Tugaskan Perangkat Desa Rekrut Penduduk untuk Perangi Ukraina

TRIBUNWOW.COM – Rusia dilaporkan terlibat dalam program perekrutan tentara secara rahasia untuk perang Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, para penduduk potensial dihubungi di ponsel mereka dan desa-desa ditugaskan untuk menemukan sukarelawan.

Seperti dilaporkan Newsweek, Rabu (27/7/2022), saluran media sosial Telegram berbahasa Rusia Mozhem Obyasnit (Kami Dapat Menjelaskan-red), melaporkan berita kritis tentang Rusia dan upaya perangnya.

Baca juga: Rusia Akui Ingin Gulingkan Pemerintahan Zelensky, Menlu Putin Ungkap Tujuan Perang Ukraina

Mereka menerbitkan kiriman dari beberapa pembacanya tentang taktik yang konon digunakan oleh otoritas negara itu.

Saluran tersebut mengatakan kepada 134 ribu pelanggannya bahwa permintaan bagi orang Rusia untuk mendaftar itu telah diabaikan dan tampaknya rencana untuk memobilisasi perang telah gagal.

Seorang pria bernama Alexey dari kota Voronezh mengatakan dia menolak permintaan untuk mengambil kontrak tentara selama panggilan dari kantor pendaftaran militer.

Dia mengatakan kemungkinan nomor teleponnya diperoleh dari bursa tenaga kerja di mana dia baru-baru ini mendaftar.

Sementara, seorang pria Moskow yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia dihubungi oleh ‘komisaris militer’ yang mengatakan bahwa dia bisa mendapatkan 300 ribu rubel sebulan (Rp 75 juta) jika dia bergabung dengan batalion.

Diduga Kekurangan Tentara, Rusia Tugaskan Perangkat Desa Rekrut Penduduk untuk Perangi Ukraina
Pasukan militer Rusia saat berada di Mariupol, Ukraina. Terbaru, ilustrasi tentara Rusia. (AFP)

Baca juga: Selama 3 Hari, Politisi Ukraina Ngaku Disiksa Tentara Rusia Pakai Metode Penyiksaan ala CIA

Seorang wanita dari Tyumen bernama Elena mengatakan bahwa perekrut datang kepada kedua putranya sebelum mereka mengikuti ujian perguruan tinggi.

Pihak perekrut itu mencoba membujuk dengan mengatakan bahwa dua pemuda itu memiliki kesempatan untuk membayar kembali utang ke tanah air serta mendapatkan penghasilan yang baik, namun keduanya menolak.

Seorang pria bernama Andrey dari wilayah Lipetsk mengatakan bahwa pemerintah di setiap desa diharuskan menemukan setidaknya satu sukarelawan.

Andrey mengatakan bahwa usia pelamar tidak dipertimbangkan, bahkan dia mengetahui adanya seorang pria berusia 40 tahun yang setuju untuk mendaftar.

“Tetapi administrasi tidak begitu beruntung, karena sebelum dia bisa melakukannya, dia mabuk, jatuh dari sepedanya. dan kakinya patah,” kata Andrey.

Ini terjadi di tengah meningkatnya kerugian bagi pasukan Presiden Vladimir Putin, di mana Ukraina mengatakan minggu ini sekitar 40 ribu tentara Rusia telah tewas.


Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *