tribunwarta.com – Beberapa mal yang telah lama ada di Jakarta kini smakin sepi pengunjung, bahkan saat momen Natal dan tahun baru (Nataru). Perlahan mal-mal legendaris ini ditinggal tenant seperti Ratu Plaza yang berlokasi di pusat kota Jakarta.
Berdasarkan hasil pantauan CNBC Indonesia di lokasi, mal terlihat sangat sepi dari pengunjung; eskalator banyak yang tidak berfungsi; pendingin ruangan juga banyak yang dimatikan; banyak kios yang tutup; hanya tersisa beberapa kios dengan merek ternama saja seperti iBox, DJi, hp, Samsung, Asus, Lenovo, IT Galeri yang masih buka, dan bahkan tim CNBC Indonesia menemukan tetesan air hujan di dalam gedung tersebut.
Setiap harinya, ungkap salah satu petugas kebersihan yang enggan disebutkan namanya, pusat perbelanjaan ini hanya dikunjungi oleh setidaknya 100 pengunjung saja. Mayoritas pengunjung tersebut datang bukan untuk berbelanja, melainkan untuk makan di salah satu restoran cepat saji yang berada di Ratu Plaza.
“Ya setiap hari sepi, Sabtu (dan) Minggu atau tanggal merah juga sepi. Paling ada yang datang untuk makan, kalau yang belanja jarang,” ujar salah satu petugas kebersihan kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (7/1/2023).
Tak hanya itu, jika pusat perbelanjaan lain berlomba-lomba untuk mengadakan event Natal dan tahun baru, tidak untuk Ratu Plaza. Mal ini diketahui tidak ikut memeriahkan momen besar tersebut.
“Kemarin Natal nggak ada event perayaan, tahun baru bisa dilihat tidak ada juga. Mungkin orang-orang lebih milih menghabiskan waktunya di Senayan City atau Mal lainnya,” tutur Reza, salah seorang pelayan kedai kopi satu-satunya di Ratu Plaza.
Reza menuturkan, tingkat keramaian pusat perbelanjaan ini justru lebih baik pada hari biasa, bukan di akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
“Karena yang datang kan orang-orang yang kerja kantoran, untuk pergi makan,” ujarnya.
Adapun kios-kios yang buka di mal ini, yaitu tiga restoran cepat saji, satu kafe, beberapa toko gadget, perangkat elektronik, service center, toko aksesoris elektronik, dan satu bank Capital.
Sementara itu, lantai yang dioperasikan hanyalah lantai dasar, lantai 1 dan lantai 3.
“Cuman ada tiga restoran saja, sisanya toko handphone, kamera, tempat servis. Lantai yang beroperasi hanya lantai dasar, lantai 1 dan lantai 3,” ungkap petugas keamanan.
Lebih lanjut, Ratu Plaza ini mulai sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang lalu. Sejak itu, banyak pemilik kios yang memutuskan untuk menjual atau bahkan menyewakan kembali kios miliknya. Namun, ternyata kios yang disewakan tersebut tidak laku, sebab harga yang ditawarkan terlalu tinggi.
“Ini pas pandemi sepinya. Sebenernya ada yang katanya mau disewain lagi, tapi dengar-dengar harganya kemahalan, nggak cocok gitu. Jadi ya gini, sepi terus kayak sekarang ini,” tutur Firman, salah seorang staf yang bekerja di salah satu kios.
Sementara itu, pihak manajemen Mal Ratu Plaza Jakarta tetap berusaha untuk menyewakan ruang sewa yang kosong, dibantu dengan tim marketing internal maupun melalui property agent. Mal Ratu Plaza salah satu mal yang kondisinya sangat sepi parah, bak ‘kuburan’ hingga memasuki 2023.
“Mal tidak dibiarkan sepi, Management tetap berusaha untuk menyewakan ruang yang kosong dibantu dengan team marketing internal maupun melalui property agent,” kata Manajemen Pengelola Mal, Shinta Lestari kepada CNBC Indonesia, Jumat (6/1/2023).
“Ada beberapa potensial calon penyewa yang ingin berusaha di mall yang mempunyai konsep tersendiri. Hal mana masih dalam tahap pembicaraan. Namun demikian konsep mall akan terus dipertahankan,” imbuhnya.
Shinta mengatakan untuk saat ini konsep dari Mal Ratu Plaza akan tetap terus dipertahankan, namun tidak menutup kemungkinan akan adanya konsep baru sesuai keinginan dari potensial calon penyewa lain yang saat ini masih dalam tahap pembicaraan.