tribunwarta.com – Penangkapan Ovidio Guzman , anak gembong narkoba terkenal Meksiko , Joaquin Guzman atau ‘ El Chapo ‘ yang memicu kerusuhan, bukanlah yang pertama kali. Tahun 2019 lalu, otoritas Meksiko sempat menangkap Ovidio namun terpaksa membebaskannya kembali setelah anggota kartel narkoba Sinaloa memicu kerusuhan.
Seperti dilansir New York Times, Jumat (6/1/2023), penangkapan Ovidio untuk kedua kalinya dalam operasi pada Kamis (5/1) pagi waktu setempat, memberikan kesempatan bagi pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk menebus kegagalan tiga tahun lalu.
Sosok Ovidio sendiri juga merupakan seorang pemimpin kartel ternama di Meksiko. Usai ditangkap, menurut Menteri Pertahanan Meksiko Luis Cresencio Sandoval, Ovidio langsung dipindahkan ke kantor jaksa khusus di ibu kota Mexico City.
Keluarga Guzman memiliki sejarah panjang dalam meloloskan diri dari otoritas Meksiko. El Chapo sendiri pernah dua kali kabur dari penjara, sebelum kini mendekam di penjara federal Amerika Serikat (AS).
Jaksa-jaksa federal AS sebelumnya menyebut anak-anak El Chapo membantu merencanakan pelarian dari penjara dengan keamanan maksimum tahun 2015 lalu, melalui terowongan sepanjang 1,6 kilometer yang digali dari area shower dalam sel tahanannya hingga ke luar penjara.
Pada Oktober 2019 lalu, Ovidio berhasil ditangkap pasukan keamanan Meksiko yang menyerbu Culiacan, markas besar kartel narkoba Sinaloa. Namun tak lama kemudian, otoritas Meksiko terpaksa membebaskannya karena sekelompok pria bersenjata dari kartel Sinaloa melepaskan gelombang kerusuhan.
Pria-pria bersenjata dari kartel Sinaloa melancarkan serangan penembakan di kota tersebut, melakukan pembakaran mobil-mobil dan menyandera sejumlah personel pasukan keamanan Meksiko.
Simak video ‘Meksiko Membara Setelah Anak Gembong Narkoba El Chapo Ditangkap’:
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Pada saat itu, Presiden Lopez Obrador membela pembebasan Ovidio, dengan menjelaskan bahwa pemerintahannya harus menyeimbangkan penahanan Ovidio dengan jaminan keamanan publik.
“Situasinya menjadi sangat buruk dan banyak warga yang terancam, banyak orang, dan diputuskan untuk melindungi nyawa rakyat,” tegas Presiden Lopez Obrador kepada wartawan.
“Anda tidak bisa menilai nyawa seorang penjahat dengan nyawa orang-orang,” imbuhnya.
Namun kegagalan penangkapan itu menjadi penghinaan nasional bagi pemerintahan Presiden Lopez Obrador dan memicu keraguan terhadap kemampuan pemerintah untuk menghadapi kartel-kartel narkoba di wilayah kekuasaan mereka.
Ovidio dan seorang saudara laki-lakinya yang memiliki nama sama dengan ayah mereka, Joaquin Guzman, didakwa pada Februari 2019 oleh jaksa federal atas tuduhan ‘secara sadar dan secara sengaja’ mendistribusikan kokain, methamphetamine dan mariyuana untuk diimpor ke AS.
Dakwaan itu diungkap ke publik sehari setelah El Chapo dinyatakan bersalah dalam persidangan selama tiga bulan di Brooklyn, New York, AS, yang mengungkapkan cara kerja kartel Sinaloa dan bagaimana penyaluran berton-ton narkoba ke wilayah AS.
Tim jaksa yang sama menjeratkan sejumlah dakwaan narkoba terhadap istri El Chapo, Emma Coronel Aispuro, yang telah mengaku bersalah dan divonis tiga tahun penjara.