JOMBANG, celebrities.id – Para pecinta kopi sepertinya harus menikmati sensasi berbeda dari minuman yang satu ini. Namanya kopi bacem. Ini merupakan kreasi olahan kopi khas ala warga Lereng Gunung Anjasmoro di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sebelum diolah menjadi bubuk, biji kopi exelsa mereka rendam ke dalam air madu terlebih dahulu selama tujuh bulan penuh.
Hasilnya? Jangan ditanya. Kopi yang telah direndam dengan air madu tersebut ternyata bisa memberikan rasa yang jauh lebih nikmat dibandingkan dengan kopi biasa.
Kreatifitas para petani kopi exelsa di desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang ini benar-benar tak ada matinya.
Selain bisa memproduksi kopi luwak yang sudah dikenal sejak era Belanda, para petani di Lereng Gunung Anjasmoro ini ternyata juga masih memiliki resep olahan kopi yang istimewa, yaitu kopi bacem.
Sesuai namanya, kopi bacem adalah kopi yang sebelum diolah bijinya direndam dengan air madu selama tujuh bulan penuh. Perbandingannya adalah setiap 50 kilogram kopi exelsa di campur dengan 50 liter air dan satu liter madu murni.
Samsiran sang penemu resep menjelaskan, awalnya dia terinspirasi dengan kebiasaan warga wonosalam yang merendam biji kopinya ke dalam air buangan bekas mencuci beras sebelum dikonsumsi.
Kopi tersebut biasanya merupakan kopi hasil panen yang disimpan untuk keperluan konsumsi keluarga, bukan untuk dijual. Tak tanggung-tanggung, warga biasa merendam kopi hasil panennya selama bertahun-tahun.
Setiap kali butuh, warga hanya mengambilnya sedikit demi sedikit untuk keperluan konsumsi di rumah. Setelah dites, hasil kopi rendaman air cucian beras itu ternyata lebih enak dibandingkan kopi biasa.
Samsiran kemudian mencoba merendam kopi exelsa hasil panennya dengan air yang dicampur madu selama tujuh bulan. Hasilnya, ternyata jauh lebih nikmat lagi.
Setiap ada tamu yang datang ke rumahnya, Samsiran menyuguhkan minuman kopi rendaman madu tersebut. Dan tak menyangka, para tamu menyukai dan kemudian sering memesannya hingga kopi rendaman madu ini dikenal luas.
Bahkan tiga bulan lalu, Samsiran mendapat order kopi olahannya dari salah seorang pengusaha asal Belanda. Namun karena jumlah permintaannya terlalu besar dan tidak sebanding dengan kemampuan produksinya, Samsiran belum bisa memenuhinya.
Untuk sementara ini, Samsiran hanya melayani pesanan kopi dari berbagai daerah di dalam negeri yang jumlahnya masih terjangkau dengan kemampuan produknya.
Rata-rata Samsiran hanya mampu memproduksi kopi rendaman madu ini sebanyak satu kwintal per bulannya.Berbeda dengan koi biasa, harga kopi rendaman air madu ini lebih mahal. Jika kopi biasa harga perkilonya hanya Rp80 ribu, kopi rendaman air madu samsiran harganya Rp250 ribu per kilonya.
Editor : Endang Oktaviyanti