tribunwarta.com – Raksasa e-commerce Amazon masuk dalam badai PHK. Perusahaan tersebut memangkas hingga 18.000 orang.
Namun jauh sebelum melakukan PHK besar-besaran tersebut, Amazon ternyata telah memperkenalkan konsep memperkerjakan robot. Mesin yang dinamakan “Sparrow” itu diperkerjakan di bagian gudang perusahaan.
Sparrow bekerja untuk identifikasi, memilih, dan menangani jutaan item inventaris gudang individual. Robot itu gabungan dari AI, computer vision dan suction-cup ‘tangan’, serta bisa memilah dan menyortir 65% produk yang dijual melalui situs Amazon.
Melansir Popsci, pihak Amazon memang tidak gamblang menyebut robot akan menggantikan peran manusia. Namun, Sparrow berperan utama mendukung karyawan.
“Bekerja dengan karyawan kami, Sparrow akan melakukan tugas berulang, memungkinkan karyawan kami memfokuskan waktu dan energi mereka pada hal-hal lain, sambil juga meningkatkan keselamatan,” kata pihak Amazon dalam keterangan resminya.
Namun kehadiran robot itu menimbulkan kontroversi di tengah para karyawan dan orang-orang lain. Misalnya saja, mantan karyawan Amazon dan pengatur tenaga kerja, Mohammad Mire, mengatakan perusahaan ingin adanya persaingan antara karyawan dan robot.
“Mereka ingin Anda bersaing dengan robot. Mereka ingin semua karyawan bersaing. Tapi siapa yang bisa menang melawan robot?” kata dia kepada Business Insider.
Kritikus juga buka suara soal hal ini. Mereka menyebutkan otomasi akan mengorbankan manusia dalam perusahaan.
“Alih-alih menyediakan pekerjaan berkualitas tinggi dan mengatasi krisis keselamatan yang diciptakan di gudang dan di jalan, Amazon berinvestasi dengan cara memaksimalkan keuntungan yang merugikan pekerja,” juru bicara Athena Coalition.
“Jika Amazon peduli dengan menjaga keamanan pekerja, mereka akan menghentikan penghancuran serikat pekerja, membayar gaji yang layak dan mengakhiri pengawasan invasif dan praktik manajemen hukuman yang menjadi penyebab sebenarnya dari krisis keselamatan perusahaan”.