tribunwarta.com – Peristiwa nahas dialami seorang ibu di Brasil yang tewas saat perayaan Tahun Baru 2023 akibat terkena ledakan kembang api . Menurut laporan, kembang api tersebut menempel di bajunya dan meledak.
Video yang merekam detik-detik kematian tragis ibu dua anak bernama Elisangela Tinem (38) memperlihatkan bagaimana kembang api meledak di pantai di Sao Paolo. Tragedi itu menewaskan korban di hadapan kedua anaknya.
Dalam klip tersebut, terlihat kerumunan orang sedang menonton kembang api di pantai ketika kamera berputar untuk menunjukkan ledakan. Laporan menyebutkan bahwa kembang api tersebut bukanlah milik Elisangela Tinem atau keluarganya, sehingga Polisi terjun untuk menyelidiki insiden itu sebagai tindak pembunuhan.
“Saya tidak percaya apa yang telah terjadi,” ucap salah satu anggota keluarga Elisangela Tinem.
“Cinta saya kepada semua keluarga. Semoga Tuhan menghibur hatimu pada saat yang mengerikan ini. Saya berdoa untuk Anda,” tuturnya menambahkan.
Sementara itu, seorang saksi bernama Luiza Ferreira (20) mengatakan kepada portal berita Brasil G1 bahwa ada sejumlah pertunjukan kembang api tanpa izin yang dilakukan di pantai.
“Saya melihat kilatan besar tepat ketika tiba tengah malam, saya memeluk ibu saya, dan kemudian semua orang mulai berteriak,” katanya.
“Saat saya pergi untuk melihat, saya melihat seorang wanita terbaring di tanah dalam kondisi berdarah, dan anak laki-laki yang bersamanya juga ada di tanah. Orang lain berlari untuk menjauh dari daerah itu,” tutur Luiza Ferreira menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NY Post, Kamis, 5 Januari 2023.
Menurut Kotamadya Praia Grande, perayaan itu diduga termasuk pertunjukan kembang api yang tidak sah yang salah. Setelah peristiwa mengerikan itu, penyelidikan pembunuhan telah dibuka.
Penghormatan telah mengalir untuk Elisangela Tinem setelah visual peristiwa mengerikan itu menjadi viral di media, berita, dan media sosial.
“Ya Tuhan, aku tidak bisa mempercayainya. Belasungkawa saya kepada keluarga. Semoga Tuhan menghibur hati Anda di saat yang sulit ini. Saya akan berdoa untuk keluarga,” ujar seorang netizen.
“Sungguh tragedi! Semoga Tuhan menghibur hati seluruh keluarga dan memberinya istirahat abadi,” ucap netizen lain.
Tradisi Perayaan Tahun Baru di Brasil
Perayaan Tahun Baru di Brasil dikenal dengan nama Réveillon, istilah Prancis yang awalnya digunakan untuk merujuk pada pesta yang berlangsung dalam semalam. Selama abad ke-17, bangsawan Prancis mulai menggunakan ungkapan ini untuk merujuk secara khusus pada perayaan Malam Tahun Baru, yang telah diadopsi dan digunakan oleh warga Brasil sampai sekarang.
Di dunia yang mengglobal, banyak tradisi yang dibagikan antara berbagai negara. Inilah sebabnya mengapa beberapa ritual dapat dilihat di berbagai negara, seperti menonton pertunjukan kembang api , membuat hitungan mundur, dan bersulang.
Selain menggunakan istilah Prancis, ritual yang dilakukan warga Brasil saat malam perayaan tahun Baru juga dipengaruhi oleh orang-orang Afrika. Hubungan antara kedua negara ini dimulai setelah penjajahan, ketika Portugal membawa orang Afrika Brasil untuk menjadi budak di negara tersebut.
Di tangan mereka, orang-orang Afrika tidak tiba di tanah Brasil sendirian, mereka membawa serta tradisi, agama, budaya, kebiasaan, cara hidup mereka. Beberapa ritual yang dilakukan pada Malam Tahun Baru berasal dari Afrika, yakni:
1. Mengenakan pakaian putih: Mengenakan pakaian putih pada malam tahun baru melambangkan keinginan untuk perdamaian, dan merupakan pakaian resmi pesta warga Brasil .
2. Melompati tujuh gelombang: Di Brasil , musim panas dimulai pada 21 Desember, jadi di Malam Tahun Baru musim panas sedang berjalan lancar dan persamaannya adalah matahari + liburan = pantai! Karena itu, salah satu tradisi Malam Tahun Baru favorit warga Brasil adalah pergi ke pantai dan melompati tujuh ombak (kecil). Mereka percaya bahwa melakukan ini akan memberi keberuntungan di tahun yang baru saja dimulai.
3. Oblasi ke Iemanjá: Iemanjá adalah dewa laut Afrika, dia adalah seorang wanita cantik, berambut gelap, dalam balutan gaun biru panjang. Untuk oblasi ke Iemanjá diberikan melalui laut, rumahnya, biasanya warga Brasil menawarkan mawar dan parfum, serta kalung. Tradisi ini sangat disambut baik bahkan oleh orang-orang yang beragama Kristen, tetapi saat ini beberapa praktik tidak terlihat baik karena kekhawatiran lingkungan.***