tribunwarta.com – Indonesia memiliki budaya yang masih lumayan kental, yaitu budaya meminum kopi. Warga Indonesia biasa memulai kegiatan pagi dengan meminum secangkir kopi dengan membaca berita di koran atau hanya sekedar mengobrol santai dengan keluarga atau teman. Kebiasan meminum kopi ini membuat kebutuhan kopi di Indonesia cukup tinggi.
Menurut data International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2020/2021 mencapai 5 juta karung berukuran 60 kg. Jumlah itu meningkat 4,04% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,81 juta kantong berukuran 60 kg. Indonesia juga merupakan satu negara produsen kopi terbesar di dunia dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi kopi Indonesia mencapai 774,6 ribu ton pada 2021. Jumlah tersebut naik 2,75% dari tahun sebelumnya yang sebesar 753,9 ribu ton.
Selain itu, produksi kopi Indonesia pada tahun lalu menjadi yang tertinggi dalam dekade terakhir. Banyak wilayah di Indonesia yang memproduksi kopi dan salah satu usaha yang bergerak adalah UMKM.
Industri UMKM tersebut berkecimpung pada kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yaitu barang yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu usaha UMKM yang dapat kita sorot adalah usaha perkopian yang akhir-akhir ini di gemari para kaum muda.
Sebagai salah satu hal yang penting dalam sektor ekonomi nasional, kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan sangat besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, dengan jumlah mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional
Tak terkecuali di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang memiliki UMKM kopi. Salah satunya, yaitu UMKM kopi milik Pak Hariyanto yang mulai berdiri pada tahun 2021. Bisa dibilang termasuk UMKM yang baru. Pak Hariyanto, mengatakan bahwa dalam usaha perkopian ini beliau memiliki lahan atau kebun kopi sendiri.
Berawal dari hobi trill ke gunung dan menemukan lahan yang cocok untuk ditanami kopi. Jenis kopi pertama yang ditanam adalah jenis Robusta, yang setelah di panen pertama kali pada tahun 2016.
Kemudian di uji tester gratis kepada warga sekitar kurang lebih 3 bulan dan para warga pun menyukainya yang berakhir Pak Hariyanto membuka kedai kopinya yang dinamai “Griya Kopi Katinden”. Dari kesuksesan UMKM kopi tersebut, Pak Hariyanto mengikuti event kopi di Bali dan mendapatkan juara 3 nasional.
Selain kopi jenis Robusta, UMKM kopi Pak Hariyanto juga memiliki beberapa jenis kopi yang lain, salah satunya yaitu Arabica. Arabica saat ini menjadi yang paling banyak diproduksi karena diminati orang banyak. Satu kilogram kopi dihargai Rp.85.000-RP.100.000. Fasilitas yang ada juga sudah cukup memadai, tak heran lagi UMKM kopi Pak Hariyanto ini menjadi favorit beberapa orang.
Dalam hal penjualan, Pak Hariyanto melayani pesanan mandiri via aplikasi WhatsApp, untuk pengiriman ke luar kota tergantung permintaan cust omer, ada yang memakai pos atau jasa ekspedisi lainnya. UMKM kopi Pak Hariyanto ini juga sudah sangat canggih atau modern. Karena, sudah menggunakan metode pembayaran nontunai, yaitu QRIS yang dapat digunakan di semua smartphone dengan memindai kode QR.
Pak Hariyanto juga telah mengikuti pelatihan martketplace, yaitu platform sebagai peran ketiga atau disebut juga dengan perantara antara penjual dan pembeli dalam transaksi jual-beli online dengan menyediakan fasilitas tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. Seperti contoh marketplace yang sudah ada, yaitu Alibaba dan Amazon.
Namun, dari pelatihan marketplace itu Pak Hariyanto masih belum bisa mengaplikasikannya. Jadi, untuk saat ini masih melayani penjualan secara mandiri via WhatsApp atau jasa ekspedisi. Maka dari itu, mahasiswa KKN UIN Malang berniat untuk membantu dalam hal pemasaran produk kopi Pak Hariyanto. Dalam kata lain membantu proses branding yaitu memberikan bantuan berupa desain atau mengiklankan produk dan jasa dari sebuah usaha.
Branding menjadi salah satu fokus utama yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha (UMKM) agar bisa menembus pasar lebih luas dan bisnis tetap eksis. Communication Lead Briefer.id, Celina Yovanka mengatakan, untuk dapat terus berkembang, para pelaku UMKM di Indonesia perlu membekali diri mereka dengan kemampuan untuk melakukan branding produk usaha dengan memanfaatkan media-media digital yang mudah dijangkau, seperti media sosial. Karena, pada zaman sekarang sudah hampir seluruh masyarakat memiliki media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
Maka dari itu, branding produk melalui sosial media merupakan sebuah jalan yang mulus untuk semua pelaku UMKM agar usaha mereka bisa lebih berkembang dan diketahui khalayak yang luas. Dan mahasiswa KKM UIN Malang berniat untuk membantu dalam hal branding produk kopi Pak Hariyanto ini baik melalui sosial media ataupun visualisasi produk dalam bentuk videografi yang menarik.