tribunwarta.com –
PIKIRAN RAKYAT – Presiden China Xi Jinping memberi pesan mengejutkan dalam rangkaian ucapan selamat menyambut Tahun Baru 2023 untuk seluruh masyarakat negaranya.Presiden Xi Jinping mengungkapkan soal cahaya harapan yang akan menyapa masyarakat China saat tibanya Tahun Baru 2023.Dengan sorotan Tahun 2023 menjadi cahaya harapan bagi China , Presiden Xi Jinping seolah ingin meredakan kepanikan masyarakatnya akan ledakan kasus Covid-19 selama sebulan terakhir.”Pencegahan dan pengendalian epidemi ( China ) sedang memasuki fase baru,” ujar Presiden Xi Jinping dalam pesan untuk perayaan Tahun Baru 2023.
Baca Juga: Australia Ikut Wajibkan Tes Negatif Covid-19 bagi Pelancong China, Khawatir Potensi Munculnya Varian Baru “Semua orang bekerja dengan tegas, kini secercah harapan ada di depan kita,” ujarnya lagi.Sebelumnya, Presiden Xi Jinping telah membuang kebijakan nol Covid-19 yang sempat berlaku selama tiga tahun terakhir di China .Tepatnya, pelonggaran kebijakan nol Covid-19 telah membuat China mengakhiri karantina wajib saat munculnya kasus baru di suatu wilayah.Nanti pada 8 Januari 2023, China menambahkan pelonggaran baru terkait kebijakan nol Covid-19 itu yakni menerapkan izin untuk warga negaranya bepergian ke luar negeri.
Baca Juga: Di Tengah Konflik, Presiden Taiwan Tawarkan Bantuan untuk Tangani Covid-19 di China Kemudian, mereka juga telah membebaskan karantina wajib bagi para pelancong yang memasuki China .Saat ini, total kasus Covid-19 di China diklaim telah mencapai lebih dari 7.000 infeksi baru.Namun pada kenyataan, total angka yang dilaporkan pemerintah China tak pernah sesuai dengan kenyataan di lapangan.Menyikapi ledakan kasus Covid-19 di China , beberapa negara di dunia mulai mengumumkan aturan ketat bagi pelancong Negeri Tirai Bambu itu.
Baca Juga: Aturan Ketat Inggris bagi Pelancong China, Wajib Tunjukkan Tes Negatif Covid-19 Prancis, Italia, Inggris, Amerika Serikat (AS), Jepang, Italia, Taiwan, dan Australia adalah negara-negara yang mengetatkan aturan bagi para pelancong dari China .Dalam aturan ketat itu, mereka menegaskan perintah wajib menunjukkan tes negatif Covid-19 bagi para pelancong China .Sebenarnya, aturan ketat itu didasarkan pada kekhawatiran mereka akan varian baru Covid-19 dari pelancong China . Berkaitan dengan itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mengerti tentang keputusan negara-negara dunia terhadap lonjakan kasus Covid-19 di China .WHO menyebut kurangnya informasi dari China terkait data asli jumlah kasus Covid-19 setempat adalah alasan kuat yang memunculkan kekhawatiran negara-negara dunia.”Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China , dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasinya,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku kepala Organisasi Kesehatan Dunia.Lebih lanjut, WHO memperbarui tindakan yang diambil terhadap situasi buruk di China yakni menyerukan permintaan data sebenarnya untuk segera dirilis ke hadapan publik.WHO , secara detail, menyebutkan permintaan sejumlah data terkait pengurutan genetik dan dampak ledakan kasus Covid-19 di setiap ICU seluruh China .” WHO sekali lagi meminta untuk berbagi data spesifik dan real-time secara teratur tentang situasi epidemiologi ( China ), termasuk lebih banyak data pengurutan genetik, data tentang dampak penyakit di unit perawatan intensif (ICU),” ujarnya menerangkan.***