tribunwarta.com – Miliarder investor legendaris, Warren Buffett telah melampaui Jeff Bezos dalam daftar orang kaya tahun ini. Buffett sekarang bahkan mengancam menggeser Bill Gates sebagai orang Amerika terkaya kedua setelah Elon Musk.
Investor terkenal dan CEO Berkshire Hathaway itu diperkirakan bernilai USD108 miliar (Rp1.685 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index. Bezos, pendiri dan ketua eksekutif Amazon, membuntutinya dengan kekayaan sekitar USD107 miliar (Rp1.670 triliun).
Sementara Gates yang merupakan salah satu pendiri Microsoft dan teman dekat Buffett, diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar USD110 miliar (Rp1.717 triliun), membuatnya sangat dekat dengan kakek 92 tahun itu. Bahkan CEO Tesla dan Twitter Musk tidak jauh di depan dengan perkiraan kekayaan USD138 miliar (Rp2.154 triliun).
Melansir Market Insider di Jakarta, Kamis (5/1/23) Buffett telah melampaui Bezos dan menutup celah pada Gates dan Musk karena kinerja yang relatif lebih baik dari saham Berkshire. Perusahaan investasi itu menyumbang sekitar 99% dari kekayaan bersih Buffett.
Saham Microsoft anjlok hampir 30%, dan saham Amazon nilainya turun setengah tahun ini, sementara Tesla anjlok hampir 70%. Sebaliknya, harga saham Berkshire telah naik sekitar 2%, yang berarti kekayaan Buffett akan tumbuh tahun ini jika dia tidak menyumbangkan sekitar USD5 miliar (Rp78 triliun) dari saham Berkshire miliknya untuk tujuan yang baik.
Perlu dicatat bahwa sejak 2006, Buffett telah memberikan sekitar 52% sahamnya di Berkshire. Jika dia mempertahankan saham penuhnya dari hampir 475.000 saham kelas A, mereka akan bernilai USD223 miliar hari ini (Rp3.481 triliun), menjadikannya orang terkaya dalam jangka panjang.
Bahkan dengan kekayaannya yang berkurang, Buffett menempati urutan kelima dalam daftar orang kaya Bloomberg. Taipan mewah Prancis Bernard Arnault berada di urutan pertama dengan kekayaan bersih sekitar USD165 miliar (Rp2.575 triliun), dan industrialis India Gautam Adani menempati urutan ketiga dengan perkiraan kekayaan USD121 miliar (Rp1.888 triliun).
Investor telah beralih dari saham pertumbuhan seperti Microsoft, Tesla, dan Amazon tahun ini untuk nama-nama defensif seperti Berkshire dalam menghadapi inflasi bersejarah, suku bunga yang melonjak, dan resesi yang menjulang.
Konglomerat Buffett memiliki sejumlah bisnis, termasuk Geico dan See’s Candies, serta saham miliaran dolar di perusahaan publik seperti Coca-Cola dan Kraft Heinz. Akibatnya, investor melihatnya sebagai sangat terdiversifikasi dan ditempatkan dengan baik untuk menghadapi penurunan ekonomi.
