tribunwarta.com – JAKARTA, Nilai tukar rupiah yang tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menyebabkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 melambat. Pada penutupan perdagangan Senin, (12/12/2022), nilai tukar rupiah ditutup melemah 44 point di level Rp 15.627 terhadap dolar AS.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan rupiah ini dapat berimbas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal Keempat 2022 yang berpotensi melambat. Angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan bisa di bawah 5 persen secara tahunan (YoY).
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Kuartal Keempat ini dipengaruhi oleh semakin beratnya tantangan perekonomian pada akhir tahun, terutama dari sisi global,” ungkap Ibrahim dalam rilis hariannya, Senin (12/12/2022).
Menurut dia, perlambatan ekonomi global makin berdampak ke dalam negeri. Ini bisa terlihat dari, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang diperkirakan masih akan terus terjadi.
Adapun pemburukan dari dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian yang belum berakhir ini semakin diperparah dengan lonjakan inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial.
Dia menuturkan, ketidakpastian yang tinggi akibat dari kondisi ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna, the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada 2023.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (13/12/2022), mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.610 – Rp15.670.
Editor : Jeanny Aipassa