tribunwarta.com – BANDUNG, Kisah sukses Emilia, penjahit baju muslim yang menembus pasar Malaysia, menjadi bukti pekerjaan yang dilakukan dari hobi tak hanya mendatangkan penghasilan tapi bisa berkembang pesat.
Perempuan yang akrab disapa Lia ini sangat menggambarkan kutipan populer “pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar”. Pasalnya, usaha menjahit pakaian muslim dilakukannya karena hobi namun terus berkembang hingga kini memiliki puluhan outlet di tanah air bahkan menembus pasar ekspor ke negara tetangga.
Lia menceritakan perjalanannya dalam menekuni hobinya, dari mulai sekadar bersenang-senang hingga sukses memasarkan produknya ke Malaysia. Baginya menjahit dan fashion merupakan hobi yang ia tekuni sedari dulu, sehingga pekerjaan yang dikerjakan saat ini terasa menyenangkan.
“Cintai dulu pekerjaannya, maka apapun masalah atau resikonya akan dijalani dengan senang,” kata Lia di Bandung, Selasa (29/11/2022).
Bermula dari tahun 2010 Lia mulai membangun usaha di bidang konveksi sebagai vendor jahit dari brand-brand besar, namun setelah 7 tahun berjalan, pada tahun 2017 Lia mantap membangun brand sendiri yang ia beri nama ZLY melalui CV Zelia.
Bukan tanpa alasan, Lia memiliki prinsip bahwa jika perusahaan ingin besar maka harus memiliki brand sendiri, sehingga mempunyai kontrol dan tujuan.
“Dengan membuka brand sendiri saya punya banyak peluang dan jalan untuk membesarkan usaha serta memudahkan dalam penyusunan target,” kata Lia.
ZLY mulai dikembangkan melalui kerja sama di dua cabang yaitu di Asia Plaza Sumedang dan Yogya Tegal, hingga sekarang sudah memiliki setidaknya 30 cabang dengan 50 karyawan.
Tidak berhenti pada mengembangkan bisnis, nampaknya jiwa sosial Lia yang begitu besar membuatnya berkeinginan agar bisnisnya menjadi manfaat bagi masyarakat khususnya bagi orang terdekat yaitu tetangganya. Baginya, sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada sesama.
“Kita berdayakan dari mulai tukang payet, tukang potong kain, staf hingga sopir adalah orang-orang yang berada di sekitar lingkungan saya, jika tidak ada baru kita cari orang luar,” ucap Lia.
Pada tahun 2022 merupakan permulaan bagi ZLY untuk mengepakan sayapnya ke pasar Internasional. ZLY terbukti berhasil mengenalkan produknya hingga ke Negeri Jiran.
“Kita sudah mau ekspor, barangnya sudah kita siapkan, MoU juga sudah dibuat, inshallah bulan ini mulai berjalan ekspor ke Malaysia,” tutur Lia.
Saat high season jelang lebaran, ZLY mendapat permintaan tiga hingga empat kali lipat dari biasanya, dari situlah Lia mulai memutar otak bagaimana cara mendapatkan suntikan modal.
Hingga akhirnya dia menemukan solusi dengan mengikuti kegiatan pendampingan pembiayaan yang diadakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
“Kepada KemenKopUKM saya ucapkan terima kasih banyak, dengan adanya rangkaian kegiatan yang diberikan jadi membuka wawasan kita bahwa ternyata banyak alternatif pilihan pendanaan UKM, sehingga kita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing,” ungkap Lia.
Berkat tambahan modal yang Lia terima dari Bizhare yang merupakan mitra KemenkopUkm sebesar Rp1,2 miliar serta dengan keuletannya, ZLY berhasil menambah 7 outlet baru. Dari segi omzet, pada tahun ini ZLY mampu melampaui target yaitu sebesar Rp5 miliar dari target Rp3,8 miliar per tahun.
Dari kesuksesannya tersebut, Lia berharap ZLY dapat terus bekembang agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Di samping itu, yang menjadi fokus utamanya adalah memberikan kesejahteraan bagi seluruh pegawainya. Dia juga berharap kedepan KemenKopUKM dapat terus melakukan pelatihan serta pendampingan untuk menambah skill pelaku UKM.
Editor : Jeanny Aipassa