tribunwarta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 1,21% ke level 6.964 pada sesi pertama perdagangan Kamis (20/10). Pada awal perdagangan, indeks saham dibuka di level 6.860 dan menyentuh angka tertingginya di 6.970.
Bursa saham domestik menguat sendirian di saat hampir seluruh bursa saham utama di kawasan Asia justru melemah. Indeks Nikkei turun 0,92%, indeks Hang Seng juga turun 1,84%, indeks Shanghai Komposit juga melemah 0,31% dan Strait Times terkoreksi 0,08%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada paruh pertama perdagangan, total nilai transaksi mencapai Rp 7.271 triliun dengan frekuensi 873,148 kali. Tercatat sebanyak 349 saham dalam zona hijau, 172 saham terkoreksi dan 158 saham tidak bergerak.
Adapun mayoritas sektor saham berada dalam zona hijau dipimpin oleh sektor energi yang naik hingga 2,61%. Dalam sektor energi saham yang mengalami kenaikan adalahPT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik hingga 4,30% atau 1,800 poin menjadi Rp 43,700 per saham.
Selanjutnya Bukit Asam Tbk (PTBA) yang naik 2,68% atau 100 poin menjadi Rp 3,830 per saham. Terakhir Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang naik 2,49% atau 45 poin menjadi Rp 1,855 per saham.
Sektor saham lainnya yang berada dalam zona hijau antara lain teknologi naik 0,86%, keuangan naik 1,14%, kesehatan naik 0,92%, infrastruktur naik 0,98%, non primer naik 1,28%, industri dasar naik 0,52%, transportasi naik 0,31%, properti naik 0,46%, dan industri naik 0,22%. Sedangkan sektor primer terkoreksi 0,16%.
BACA JUGA
IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Cermati Rekomendasi Saham Analis
Melansir riset KB Valbury Sekuritas, pada perdagangan hari ini diperkirakan IHSG akan cenderung terkoreksi. Hal ini disebabkan oleh pelemahan bursa AS.
“Minimnya sentimen positif di pekan ini dibarengi dengan ditengah penguatan US Dolar dan kenaikan yield 10 tahun treasury serta penantian hasil rapat dewan gubernur atau RDG akan menjadi beberapa sentimen negatif yang potensi mendorong aksi jual investor,” tulis KB Valbury, dalam risetnya.
KB Valbury Sekuritas juga mengatakan para pelaku pasar tengah menantikan hasil RDG yang dijadwalkan rilis hari ini dengan angka ekspektasi konsensus kenaikan 7DRR sebesar 50 bp menjadi 4,75%.
“Kami juga melihat pasar tengah menantikan masa earnings season atau kinerja keuangan kuartal 3 2022 yang akan diadopsi sebagai sebuah momentum untuk mengkonfirmasi sejauh mana daya tahan emiten domestik di periode tersebut hingga akhir tahun ini di tengah ketidakpastian yang potensi masih berlanjut,” dalam risetnya.