tribunwarta.com – Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan 53 menara base transceiver station (BTS) yang dibangun kementerian di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, sudah beroperasi, dari total 66 unit.
“Masih tersisa 13 BTS yang masih berproses, itu akan diselesaikan paling lambat di kuartal pertama tahun 2023 sehingga nanti pembangunan BTS yang sudah selesai kita harapkan digunakan dengan baik,” kata Menteri Johnny saat sosialisasi pemanfaatan infrastruktur BTS 4G USO dan akses internet di NTT, dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat.
Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) membangun menara BTS, menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah membangun infrastruktur di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), yang belum mendapatkan akses ke sinyal 4G, termasuk di wilayah Kabupaten Manggarai Timur.
BTS menjadi infrastruktur hilir yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan infrastruktur hulu berupa jaringan pita lebar kabel serat optik.
“Kita ingin berpesan bahwa pembangunan infrastruktur hulu baik itu pembangunan pita lebar melalui fiber optic, itu sudah dilakukan secara masif, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah sekitar 600 kilometer lebih,” kata Johnny.
Jaringan kabel serat optik yang melintasi NTT dan Nusa Tenggara Barat berasal di Selat Sape, Manggarai Barat. Jaringan itu terhubung ke jalur internasional di Perth, Australia.
Selain menara BTS, Kementerian Kominfo juga sedang menyiapkan satelit multifungsi SATRIA-1 dan satelit cadangan untuk mendukung penyediaan akses internet bagi fasilitas publik antara lain sekolah dan layanan kesehatan.
Stasiun bumi satelit itu salah satunya berada di Kabupaten Kupang, Kecamatan Amfoang. Menurut Johnny pembangunan stasiun bumi di Kabupaten Kupang sudah hampir selesai.
Stasiun bumi di Kabupaten Kupang akan melayani seluruh provinsi NTT.