tribunwarta.com – Bukan lagi rahasia bila tulisan tangan dokter memiliki karakter ‘unik’.
Tak sedikit orang yang berusaha keras untuk membaca tulisan tangan dokter yang biasa disebut seperti ‘cakar ayam’.
Faktanya, menurut The National Medical Journal of India “What’s wrong with doctors’ handwriting?”, penyebab tulisan dokter sulit dibaca orang awam ternyata didorong oleh beberapa faktor, salah satunya tuntutan untuk memeriksa banyak pasien.
Karena orang yang sakit silih berganti meminta bantuannya, dokter dituntut untuk mencatat segala keluhan, gejala, diagnosis, hingga resep obat dalam waktu singkat.
Hal ini juga bisa menyebabkan otot-otot kecil di tangan dokter kelelahan.
Meski begitu, tulisan dokter tak jarang menyebabkan kesalahan farmasi yang serius.
Menurut sebuah laporan yang dirilis tahun lalu oleh Institute of Medicine (IOM), 1,5 juta cedera terjadi setiap tahun karena apoteker dan petugas kesehatan salah membaca tulisan tangan dari dokter .
Kasus tersebut mendorong Google untuk mengembangkan teknologi untuk menafsirkan apa yang ditulis oleh dokter dalam buku resep.
“Ini akan bertindak sebagai teknologi bantuan untuk mendigitalkan dokumen medis tulisan tangan dengan menambah manusia dalam lingkaran seperti apoteker , namun tidak ada keputusan yang akan dibuat hanya berdasarkan output yang disediakan oleh teknologi ini,” kata Eksekutif Google saat memberikan detail tentang fitur AI barunya di India.
Namun teknologi ini kabarnya masih dalam prototipe penelitian dan belum siap digunakan oleh publik.
Jika teknologi AI itu berhasil diluncurkan, apoteker atau pasien hanya perlu mengambil foto buku resep yang ditulis dokter dan mengunggahnya ke aplikasi penerjemah.
Dalam prosesnya, Google bekerja sama dengan apoteker untuk mengembangkan teknologi di dunia medis.***