tribunwarta.com – Untuk memeriahkan perayaan Hari Natal menjadi lebih meriah, biasanya umat Kristiani selalu memajang pohon cemara sebagai sebuah simbol.
Tak cuma memasang pohon cemara, pohon-pohon tersebut bahkan kerap dihias dengan berbagai rupa pernak-pernik untuk menambah suasana menjadi lebih khidmat.
Namun, apakah Anda pernah berpikir mengapa setiap perayaan Hari Natal umat Kristiani selalu memajang pohon cemara sebagai simbol Natal ?
Berikut telah Pikiran-Rakyat.com rangkum untuk Anda, alasan Hari Natal yang selalu identik dengan pohon cemara.
Dikutip dari Metro, rupanya kebiasaan memajang pohon natal berupa cemara sudah ada dari ribuan tahun lalu sebelum agama Kristen hadir.
Bahkan, pohon cemara yang hijau selalu digunakan untuk merayakan festival musim dingin selama ribuan tahun oleh orang-orang Eropa.
Orang-orang di Eropa Utara juga menanam pepohonan dalam kotak di dalam rumah mereka saat musim dingin.
Pohon cemara pertama kali digunakan sebagai pohon Natal sekitar 1.000 tahun yang lalu di Eropa Utara. Orang pertama yang membawa pohon Natal ke rumah mungkin adalah pengkhotbah Jerman abad ke-16, Martin Luther.
Bagi orang Kristen, pohon natal adalah simbol harapan yang selalu dipajang untuk menyambut kelahiran Yesus.
Sedangkan dikutip dari ABC.net.au, bagi bangsa Romawi, mereka menghias rumah dengan pohon cemara untuk perayaan Tahun Baru.
Bukan tanpa alasan, pohon cemara bagi bangsa Romawi memang memiliki makna kehidupan yang abadi dengan Sang pencipta.
Bangsa Romawi juga sering menggunakan pepohonan untuk menghiasi kuil-kuil mereka di festival Saturnalia.
Disisi lain, menurut profesor di University of Sydney, membawa pohon cemara kedalam rumah merupakan kebiasaan orang terdahulu atas kepercayaannya yang melambangkan kesuburan dan kehidupan baru.
“Gagasan membawa pohon cemara ke dalam rumah melambangkan kesuburan dan kehidupan baru dalam kegelapan musim dingin, yang lebih merupakan tema pagan,” kata Dr Dominique Wilson dari University of Sydney seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari ABC.net.au.
Dari kebiasaan itu lah umat Kristiani akhirnya terbiasa memperingati Hari Natal dengan membawa pohon cemara ke dalam rumah.
“Di situlah juga ide holly, ivy dan mistletoe berasal karena mereka adalah beberapa tanaman berbunga di musim dingin sehingga mereka memiliki makna khusus. Jadi ide membawa pepohonan hijau ke rumah dimulai di sana dan akhirnya berevolusi menjadi pohon Natal ,” ucapnya melanjutkan.
Dalam penjelasannya, dia menjelaskan beberapa teori dan legenda bagaimana akhirnya pohon cemara menjadi simbol dari agama Kristen.
Legenda ini bermula dari biarawan Benediktin Inggris Boniface yang terkenal di Jerman pada abad kedelapan saat bertemu beberapa orang yang sedang melakukan persembahan di bawah pohon Oak (ek) yang sangat besar.
Kemudian legenda mengatakan bahwa pohon cemara tumbuh dari pohon Oak (ek) yang tumbang. Dari situ lah kepercayaan dan adat mulai bertemu dan diabadikan hingga kini.
“Itu menjadi simbol Kristus (karena) berbentuk segitiga, itu melambangkan trinitas dan dari situlah muncul gagasan bahwa pohon itu harus menjadi simbol Kristus dan kehidupan baru,” ucapnya menutup penjelasan.***