tribunwarta.com – Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) bersama Kementerian BUMN meresmikan pembangunan NeutraDC Hyperscale Data Center Batam (HDC Batam) di Kabil Industrial Estate, Batam resmi dilaksanakan. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Rabu (21/12).
HDC Batam ini menjadi data center berkapasitas terbesar kedua milik Telkom sekaligus bisnis data center ke-5 yang akan dikelola langsung oleh PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC). HDC Batam tak hanya akan melayani berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia, namun juga dapat menangkap potensi limpahan permintaan (spillover) dari negara lain.
Direktur Utama NeutraDC, Andreuw ThAF mengatakan keberadaaan HDC Batam akan melengkapi ekosistem digital yang dimiliki TelkomGroup sebelumnya, seperti data center di Cikarang, 3S DC, dan Regional DC yang berada di Singapura dan Hong Kong, serta edge data center yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, ekosistem data center didukung oleh ekosistem kabel laut TelkomGroup seperti Batam Singapore Cable System (BSCS), Indonesia Global Gateway (IGG) dan projek pembangunan kabel laut yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Posisi strategis HDC Batam pun memiliki peran penting sebagai connectivity hub regional selain domestik dan internasional.
Pengembangan bisnis data center TelkomGroup di Batam nantinya siap mendukung rencana jangka panjang pengembangan bisnis data center NeutraDC dan meningkatkan competitive advantage bisnis data center TelkomGroup.
“Pengembangan bisnis data center TelkomGroup di Batam nantinya siap mendukung rencana jangka panjang pengembangan bisnis data center NeutraDC dan meningkatkan competitive advantage bisnis data center TelkomGroup,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12/2022).
Inisiatif TelkomGroup dalam membangun HDC Batam diapresiasi langsung oleh Wamen BUMN II RI, Kartika Wirjoatmodjo. Menurutnya, pembangunan hyperscale data center di Batam oleh Telkom Data Ekosistem ini merupakan langkah strategis yang kami yakini dapat melayani pasar domestik dan regional, khususnya pasar di Singapura.
“Hal ini juga sejalan dengan upaya untuk mengakselerasi transformasi digital dan mengubah seluruh perusahaan BUMN menjadi perusahaan yang lebih digital native,” pungkasnya.