tribunwarta.com – Perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan jarak di dalam kelompok negara G20 sehingga mempengaruhi kelancaran pertemuan G20 Presidensi Indonesia, termasuk di Jalur Keuangan. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani
Forum G20 terdiri atas dua jalur, yakni keuangan dan sherpa. Jalur keuangan merupakan pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 yang membahas berbagai isu ekonomi. terutama fiskal, moneter, dan keuangan.
Adapun pertemuan terakhir dari jalur keuangan baru saja ditutup pada Jumat pagi waktu Indonesia (14/10). Seluruh kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan ini akan diajukan untuk menjadi topik pembahasan dalam pertemuan puncak pemimpin negara G20 pada 15-16 November 2022.
BACA JUGA
Menkeu dan Bos Bank Sentral G20 Kumpul di Amerika, Apa yang Dibahas?
Agenda pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 yang telah digelar sepanjang tahun ini telah diwarnai sejumlah tantangan, terutama perang Rusia dan Ukraina. Namun demikian, Indonesia sebagai presidensi diklaim berhasil untuk tetap menjaga keanggotaan G20 tetap utuh.
“Terlepas dari kondisi geopolitik, banyak bidang terutama di jalur keuangan yang sebenarnya telah mencapai banyak kesepakatan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat.
Menurut Sri Mulyani, capaian tersebut tidak lepas dari pola komunikasi yang dibangun secara baik dengan anggota G20 lainnya. Indonesia berusaha meyakinkan setiap anggota untuk bisa mempertahankan forum G20 sebagai platform kerja sama utama dunia dan menyumbang sekitar 85% perekonomian dunia.
“Pak Gubernur BI Perry dan saya, kami melanjutkan tanpa henti, meyakinkan bahwa G20 adalah aset penting bagi ekonomi dunia, karena ini forum kerja sama utama,” tambah Sri Mulyani.
BACA JUGA
Menkeu dan Bos Bank Sentral G20 Rembuk di AS Bahas Pengawasan Kripto
Sri Mulyani memaparkan beberapa progres dari enam agenda prioritas jalur keuangan yang telah tercapai sampai dengan pertemuan keempat, antara lain: