tribunwarta.com – Elon Musk siap mundur dari jabatan CEO Twitter setelah publik memberikan dukungan untuk mundur.
Dukungan itu didapat dari sebuah jajak pendapat yang Elon Musk buat di akun Twitter pribadinya.
“Haruskah saya mundur sebagai kepala Twitter ? Saya akan mematuhi hasil jajak pendapat ini,” kata Musk.
Dari hasil jajak pendapat, sekitar 57,5 persen dari 17,5 juta suara mengatakan ia harus mundur.
Direktur pelaksana dan analis riset ekuitas senior di Wedbush Securities mengomentari hasil jajak pendapat itu.
“Saatnya mengakhiri mimpi buruk ini sebagai CEO Twitter . Dari rencana berlangganan verifikasi yang gagal, melarang jurnalis, hingga badai politik yang terjadi setiap hari,” katanya.
“Ini semakin sempurna saat pangiklan lari dan meninggalkan Twitter . Platform itu berpotensi kehilangan lebih dari 4 miliar dolar AS, itu perkiraan kami,” katanya menambahkan.
Elon Musk sempat menjadi sosok yang ‘ditakuti’ setelah mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022 seharga 44 miliar dolar AS.
Kehadiran Musk bukannya menjadi angin segar, akan tetapi malah membuat Twitter terperosok dalam kontrovesi.
Belum sebulan menjabat jadi CEO, pada pertengahan Oktober, Musk langsung memecat hampir setengah dari karyawan Twitter .
Kemudian, pria yang mendukung ‘kebebasan’ berbicara ini malah mengangguhkan beberapa akun milik jurnalis.
Ia mengklaim para jurnalis itu telah melakukan dugaan yang bisa membahayakan keluarganya dengan doxing.
Tak hanya itu, Musk pun membuat kebijakan di mana akun centang biru diwajibkan bayar 8 dolar AS per bulannya.
Alhasil, banyak akun palsu yang rela membayar 8 dolar AS untuk menyamar sebagai selebritas dan politisi.
Pada November 2022 lalu, Musk memang sudah memutuskan untuk mundur sebagai CEO dan menunjuk penggantinya.
Akan tetapi, sebagai pemilik Twitter , ia masih memiliki kekuatan untuk membuat banyak keputusan penting.***