Musim Dingin Tiba, Putin Cs Disebut sedang Galau soal Ukraina

Musim Dingin Tiba, Putin Cs Disebut sedang Galau soal Ukraina

tribunwarta.com – Kepemimpinan Rusia disebut tengah diliputi perbedaan pandangan terkait rencana untuk terus melanjutkan serangan ke Ukraina pada musim dingin ini dan upaya baru untuk merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Adapun, Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara terbuka meminta petinggi militernya untuk menyampaikan rencana jangka pendek dan menengah tentang bagaimana melanjutkan perang yang dia luncurkan 10 bulan lalu.

“Saya pikir ada hal-hal yang saling bertentangan yang kita lihat,” kata pejabat senior Amerika Serikat (AS) tentang pertimbangan pemerintah Rusia, dilansir AFP, Rabu (21/12/2022).

“Tentu saja, ada beberapa yang, saya pikir, ingin melakukan serangan di Ukraina. Ada orang lain yang memiliki pertanyaan nyata tentang kemampuan Rusia untuk benar-benar melakukan itu,” kata pejabat itu yang berbicara dengan syarat anonim.

Pejabat itu mengatakan Amerika Serikat akan “menyesuaikan dan beradaptasi dengan cepat” jika sifat invasi berubah.

“Apa yang telah kami lakukan apa yang terus kami lakukan, adalah memastikan dengan kemampuan terbaik kami, Ukraina memiliki, di tangan mereka, sarana untuk mempertahankan diri secara efektif melawan agresi Rusia.”

Menurutnya, Ukraina tidak menunjukkan niat untuk meredam serangan baliknya pada musim dingin ini dalam upaya merebut sejumlah wilayah yang diduduki Rusia.

“Saya pikir Rusia harus mempertimbangkannya,” kata pejabat itu.

Para pemimpin militer Ukraina telah memperingatkan bahwa Moskow bersiap untuk serangan musim dingin yang besar, termasuk upaya untuk merebut Kyiv.

Rusia sendiri gagal merebut ibu kota setelah menyerang pada 24 Februari meskipun sejumlah kalangan memprediksi kemenangan cepat akan diperoleh Rusia.

Adapun, kuatnya perlawanan Ukraina juga seiring dengan bantuan militer yang diterima dari banyak negara.

Sekutu Barat Ukraina pekan lalu juga menjanjikan tambahan 1 miliar euro dalam bantuan musim dingin termasuk untuk pembangkit listrik karena Rusia menargetkan jaringan listrik negara itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *