Dihadapkan dengan inflasi yang relatif rendah, BI akan menunggu setidaknya satu bulan lagi sebelum bergabung dengan bank sentral lain dalam menaikkan suku bunga, jajak pendapat terbaru menemukan, pandangan yang tidak berubah dari jajak pendapat Juni 2022. Pekan lalu, bank sentral Filipina dan Singapura mengejutkan pasar dengan pengetatan kebijakan moneter di luar siklus saat Kanada memberikan kenaikan suku bunga 100 basis poin.
Meskipun inflasi Indonesia naik ke level tertinggi lima tahun di 4,35 persen pada Juni, BI tetap menjadi salah satu dari sedikit bank sentral Asia yang tidak menaikkan suku bunga dari rekor terendah yang disebabkan oleh pandemi.
Dalam jajak pendapat 11-18 Juli 2022, 18 dari 29 ekonom, atau sekitar 60 persen, mengatakan bank sentral akan mempertahankan patokan tingkat pembelian kembali tujuh hari pada 3,50 persen pada 21 Juli 2022. Sebelas memperkirakan kenaikan 25 basis poin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuan minggu ini, mengutip angka inflasi inti yang terkendali dan surplus perdagangan yang kuat memberikan dukungan terhadap rupiah,” kata Ekonom Senior DBS Radhika Rao, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 19 Juli 2022.
Inflasi inti, yang menurut BI akan lebih difokuskan daripada angka utama, berada di 2,63 persen, jauh dalam kisaran 2-4 persen. Tetapi beberapa ekonom memperkirakan akan segera mendekati empat persen.
“Tekanan untuk menaikkan suku tetap membangun karena kenaikan suku bunga Fed yang agresif memacu indeks dolar naik tajam,” kata Rao, yang memperkirakan kenaikan suku bunga pertama pada Agustus atau September.
Mayoritas ekonom setuju akan ada lebih banyak pengetatan dan melihat tingkat suku bunga mencapai empat persen pada akhir September. Lima belas dari 20 responden yang memiliki pandangan sampai akhir tahun melihat tingkat mencapai 4,25 persen atau lebih tinggi.
Di antara sampel responden yang lebih kecil yang memiliki perkiraan hingga akhir tahun depan, enam dari sembilan melihat tingkat 5,00 persen atau lebih tinggi, kembali ke tempat mereka sebelum pandemi.
Jajak pendapat menunjukkan inflasi diperkirakan rata-rata 3,9 persen tahun ini dan turun menjadi 3,5 persen pada 2023, peningkatan dari 3,4 persen dan 3,2 persen yang diprediksi pada April 2022.
Mata uang rupiah, sementara itu, telah kehilangan sekitar lima persen sepanjang tahun ini tetapi bernasib jauh lebih baik daripada hampir semua mata uang lainnya. Beberapa khawatir, tren mungkin tidak bertahan.
“Keputusan suku bunga Bank Indonesia yang akan datang adalah panggilan dekat, tetapi kami pikir perkembangan eksternal baru-baru ini telah memiringkan peluang ke arah BI akhirnya menarik pelatuknya,” kata Ekonom ANZ Krystal Tan yang memperkirakan kenaikan 25 basis poin.
(SAW)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.