tribunwarta.com – Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sendy Yulistiya Prihandini meminta Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak segera memperbaiki talud Sungai Serang sepanjang 500 meter di Pedukuhan Kadipaten, Desa/Kalurahan Triharjoyang sudah ambrol.
Sendy Yulistya Prihandini di Kulon Progo, Minggu, mengatakan sejak 2019 sampai saat ini, Pemerintah Kaluharahan Triharjo telah mengajukan permohonan perbaikan talud Sungai Serang di Pedukuhan Kadipaten ke Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sebanyak enam kali, namun sampai belum ada tindak lanjut.
“Kami berharap dan meminta BBWSSO segera menindaklanjuti permohonan masyarakat. Kalau tidak mengancam warga, kami tentu tidak mengajukan permohonan hingga enam kali,” kata Sendy Yulistya.
Ia mengatakan ada empat kalurahan/desa terancam tergenang air bila talud Sungai Serang di Pedukuhan Kadipaten tidak segera ditangani, yakni Triharjo, Ngestiharjo, Sogan dan Kulwaru.
“Pembangunan talud Sungai Serang ini memang kewenangan BBWSSO, namun kami juga berharap penjabat bupati dan kepala DPUPKP Kulon Progo ikut mengkomunikasikan supaya segera ada tindak lanjut,” katanya.
Danramil Wates Kapten CZI Eko Yuliantono mengatakan anggota Koramil Wates bersama warga bergotong royong membuat talud darurat dari pasir di Pedukuhan Kadipaten lebih dari 100 meter dari 500 meter yang berpotensi ambles.
Gotong royong ini dilaksanakan dari Jumat (9/12) hingga Minggu (11/12). Setiap hari seratusan lebih warga yang bergotong royong membuat talud darurat itu.
“Antusiasme warga Kadipaten dan sekitarnya melakukan gotong royong membangun talud Sungai Serang ini sangat tinggi. Kami bersama anggota terus membersamai masyarakat bergotong royong,” katanya.
Menurut Eko, kondisi talud Sungai Serang di Padukuhan Kadipaten sangat memprihatinkan dan mendesak segera dibangun.
“Percepatan pembangunan talud adalah sangat mendesak. Hal ini berkaitan dengan keselamatan warga,” katanya.
Lurah/Kades Triharjo Suyanto mengatakan talud Sungai Serang yang berada di Desa/Kalurahan Triharjo ada empat titik yang sangat kritis dan mengkhawatirkan. Pihak BBWSSO dan pihak yang membidangi sudah melakukan survei sekitar 10 kali. Namun sampai saat ini, belum ada tindak lanjut.
“Kami akan segera berkirim surat ke BBWSSO untuk keenam kali untuk percepatan pembangunan talud. Kami berharap ada tindak lanjut,” harapnya.
Baca juga: