tribunwarta.com – Deputi V Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menyatakan, tidak ada istilah aparat kecolongan dalam teror bom bunuh diri di Mapolres Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat pada Rabu (7/12/2022).
Sebab, selama ini kantor polisi memang terbuka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi tidak ada istilah kecolongan, karena sifat dari kantor-kantor polisi kita terbuka untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang itu dianggap sebagai celah (aksi teror),” ujar Jaleswari dalam keterangannya kepada wartawan pada Rabu.
Dia menuturkan, aksi teror bom tak lepas dari karakter teroris yang bersifat sporadis dengan jaringan kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mereka mengincar kantor polisi sebagai target.
“Mengingat sifat sporadis dari jaringan ISIS, maka mereka akan tetap mencari target kantor-kantor polisi dengan segala kalkulasi risiko yang mereka sudah hitung, misalnya kematian,” kata dia.
Menurut dia, kantor-kantor polisi kerap masuk daftar target kelompok radikal, terutama jaringan ISIS.
Selain itu, obyek vital, fasilitas internasional atau rumah ibadah yang menjadi target.
“Bagi kelompok radikal teroris, kepolisian bukan saja dilihat sebagai alat negara yang disebut sebagai toghut (sesat), tetapi juga ancaman karena penegakan yang dilakukan mereka terhadap jejaring teroris,” papar Jaleswari.
Dia menilai, Polri sudah melakukan berbagai upaya dalam meminimalisasi potensi serangan yang membahayakan.
Misalnya, dengan menerapkan satu pintu masuk dan sistem pengecekan berlapis, termasuk menggunakan perangkat teknologi informasi (IT).
Lebih lanjut, Jaleswari mengungkapkan, dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun Baru kali ini, upaya pemerintah, khususnya Densus 88 sudah dilakukan.
Polri dengan dibantu TNI dan pemerintah Daerah selalu menggelar operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru agar masyarakat dapat merayakan Natal dan berlibur dengan aman.
“Densus 88 sendiri sudah sejak November melakukan berbagai langkah antisipasi, khususnya gangguan kamtibmas yang terkait serangan terorisme, termasuk dalam pengamanan kegiatan seperti pernikahan putra presiden,” kata Jaleswari.
Bom bunuh di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, terjadi pada pukul 08.20 WIB Rabu pagi.
Kapolrestabes Bandung Aswin Sipayung mengatakan, saat itu anggota Polsek Astanaanyar sedang melaksanakan apel pagi.
Tiba-tiba, ada seseorang laki-laki masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel pagi. Seketika, anggota pun menghindar.
“Lalu ada ledakan. Sekarang pelaku meninggal dunia di lobi,” ujar Aswin.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo menyampaikan, ada 10 orang yang menjadi korban dalam insiden bom bunuh diri tersebut
Dari 10 korban itu, delapan korban merupakan anggota polisi, satu warga sekitar, dan satu pelaku.
Adapun satu polisi gugur dan pelaku tewas. Sementara itu, korban lainnya mengalami luka-luka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.