tribunwarta.com – Berdasarkan laporan BPS periode Agustus 2022, angka pengangguran Indonesia sebanyak 8,42 juta orang. Sekolah sebagai salah satu wadah yang berupaya memaksimalkan potensi peserta didik yang kompeten, bisa diterima di berbagai lowongan pekerjaan atau bekerja secara mandiri dengan berwirausaha bukan malah menambah jumlah pengangguran.
Sekolah mengalami tantangan yang tidak mudah menghadapi perubahan terutama karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kelas pembelajaran formal di sekolah, bagaimana memanfaatkan teknologi informasi yang perubahannya sangat cepat dengan akses internet sebagai peluang bisnis bahkan sebagai profesi dalam jangka panjang, secara khusus membentuk jiwa wirausahawan sejak dini bukanlah perkara mudah.
Awal Agustus di kelas pembelajaran Pengembangan Produk Kreatif dan Kewirausahaan, seorang siswa menghampiri dan hendak menyampaikan rencana usahanya.
Pak, rencana saya adalah menjual produk digital seperti pulsa, kuota internet, voucher game, token listrik. Sambil menunjukkan rencana bisnisnya di buku catatan dalam bentuk mind map. Ide yang bagus! Lalu bagaimana kamu melakukannya? Begini pak… saya mendaftarkan akun di salah satu layanan online yang melayani penjualan berbagai produk digital, jadi saya tinggal melakukan top up kemudian menjual produk yang tersedia.
Terus, bagaimana proses transaksi atau pembayaran? Begini pak, di dekat rumah, ada Badan Usaha Milik Desa yang menyediakan layanan BRI, saya menyetorkan sejumlah uang dan langsung masuk di akun sebagai saldo. Lalu, modal kamu apa saja? Modalnya cuma smartphone, yang penting ada akses internet. Maksud bapak, modal uang yang kamu punya untuk top up berapa? Hmmm… dana saya 75 ribu pak. Berarti kalau ada yang butuh pulsa 100, kamu tidak bisa melayaninya. Iya pak…
Dokpri Aditya: Badan Usaha Milik Lembang, Jarak dari Kota Rantepao 12 km.
Saat itu, saya tidak ada uang untuk membantu niat usaha anak ini. Sambil berpikir bagaimana bisa menyediakan modal awal… pak, sebenarnya usaha ini saya lakukan sejak SMP kelas 3, hanya saja tahun lalu modalnya saya serahkan ke mama, waktu itu orang tua butuh biaya mendesak dan akhirnya modal usaha digunakan, hingga saat ini belum dikembalikan.
Kalau boleh tahu, orang tua kerja apa? Mama saya guru honorer di SD, katanya sih sudah lama belum terima honor. Kalau papa? Aditya sejenak tertunduk. Papaku tidak kerja, waktu pandemi kemarin kena PHK.
Hmmmm… Hello kelassss… diantara kalian, siapa yang punya uang seratus ribu? Uangnya mau dijadikan modal usaha Aditya selama setahun, nanti bagi hasil dari keuntungan usaha.
Saya pak! Saya ada uang seratus ribu. Tapi saat ini uangnya tidak dibawa, saya simpan di rumah.
Baik, besok uangnya dibawa yah, dan kita bertiga ketemu di kantor setelah pelajaran selesai untuk membicarakan teknis usaha. Kewajiban apa saja yang harus dipenuhi Aditya sebagai pengusaha dan apa keuntungan Shalom sebagai investor.
Keesokan harinya setelah proses belajar selesai, Aditya dan Shalom datang menemui saya di kantor. Baik, kita lanjutkan pembicaraan usaha Aditya. Shalom, uangnya dibawa? Ada pak. Sambil mengeluarkan uang 50 ribu dua lembar dari saku baju. Aditya, uangnya ada? Aditya membuka tas dan mengambil buku catatan, dia mengeluarkan uang 50 ribu satu lembar dan pecahan lima ribu lima lembar dari buku catatan.
Aditya, mulai hari ini kamu lanjutkan usaha kamu yang tertunda! Saat ini tersedia modal 175 ribu, jalankan dan kerjakan usahamu dengan beberapa syarat!
Pertama, modal usaha dan keuntungannya tidak boleh digunakan untuk urusan selain usaha. Kedua, tidak boleh melayani pelanggan yang ngutang! Ketiga, semua transaksi top up, penjualan harus dicatat di buku ini yang terdiri dari nomor transaksi, tanggal transaksi, uraian transaksi, jumlah kemudian saldo. Keempat, setiap minggu saat pelajaran wirausaha, buku ini dibawa dan saya periksa! Apakah Aditya mengerti? Siap pak.
Shalom, uang yang kamu pinjamkan kepada Aditya, tidak boleh diminta, diambil selama setahun. Apapun alasannya! Apakah Shalom paham? Iya pak, saya paham.
Setiap minggu pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif dan kewirausahaan, Aditya menunjukkan laporan transaksi usaha.
Tanggal 3 Desember 2022, bulan kelima usaha Aditya. Dit, saya mau melihat keseluruhan transaksi usaha kamu sampai dengan saat ini! Siap pak… besok bukunya saya bawa pak. Diphotokan saja lalu kirim ke saya.
Berdasarkan laporan keseluruhan, saldo di aplikasi Rp. 48.386,- dan uang cash Rp. 340.000,- jadi jumlah modal usaha Rp. 388.386,-. Setelah dikalkulasi secara sederhana, usaha Aditya mengalami pertumbuhan dimana modal awal 175.000 setelah dikelola selama lima bulan menjadi 388.386.
Dit… terima kasih kamu sudah disiplin dan telaten menekuni rencana bisnis kamu. Coba perhatikan! Seandainya modal awal usaha kamu sebesar Rp.1.750.000 akan mengalami pertumbuhan menjadi 3.883.860. Kalau modal 20 juta bisa menghasilkan 4 juta setiap bulan, artinya kamu bisa menggaji diri kamu sendiri. Secara detail usaha, masih banyak yang harus kita pelajari, seperti biaya operasional, pajak, coumpunding yang banyak melahirkan miliarder muda, yang jelas kita harus terus belajar sambil berusaha.
Dari semua yang telah dilakukan, yang paling penting adalah melatih, menumbuhkan jiwa wirausaha seperti yang sudah kamu lakukan. Dibutuhkan keseriusan, disiplin, teliti, tertib administrasi, konsistensi dalam menjalankan sebuah pekerjaan. Berwirausaha tidak hanya memikirkan berapa keuntungan yang diperoleh, berapa modal yang dikelola.
Untuk menjadi seorang pengusaha handal, produktif dalam berbagai keadaan, kita harus memiliki kemampuan melihat peluang yang ada saat ini, seperti manfaat positif teknologi internet, memanfaatkan peluang layanan perbankan dalam mendukung operasional usaha, menjalin relasi yang baik dengan pelanggan maupun pemasok. Hal wajib yang tidak boleh diabaikan adalah soal kejujuran dalam berusaha.
Dit… teruskan usaha kamu yah! Sambil terus mencermati peluang apalagi yang bisa dilakukan, dikembangkan. Contohnya layanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh BRI bagi para pelaku UMKM. Tersedia layanan Lakupandai, Tunai, Mini ATM BRI dimana peralatan dan aplikasi disediakan tanpa sewa dan mendapat komisi yang kompetitif. Nah, digitalisasi BRI ini sangat penting untuk mendukung pengembangan layanan usaha.
Terimakasih BRI telah mempersembahkan layanan terbaik bagi masyarakat, selamat merayakan HUT127BRI, teruslah berinovasi melahirkan BRILianpreneur BRIPahlawanFinansial.
Salam hangat dari kelas pembelajaran Pengembangan Produk Kreatif dan Kewirausahaan.