tribunwarta.com – Belum reda, badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal startup menolak surut.
Gelombang PHK massal yang terjadi sejak awal tahun terus terjadi saat ini.
Teranyar, startup e-commerce Carousel dan startup agregator hotel, Oyo mengumumkan PHK. Selain itu, ada Sayurbox yang juga memangkas jumlah karyawan. Jumlah yang terdampak keputusan efisiensi itu 5% dari total keseluruhan.
Dan masih banyak startup yang mengambil kelutusan PHK baru-baru ini. Dirangkum dari berbagai sumber berikut selengkapnya:
Startup asal India tersebut mengumumkan memangkas 600 orang karyawan. Perusahaan berencana akan memangkas 10% dari total 3.700 pegawai dan memperkerjakan 250 orang.
Selain memangkas karyawan, Oyo juga melakukan restrukturisasi perusahaan. Salah satunya menggabungkan tim produk dan teknik dengan alasan memungkinkan fungsi yang lebih lancar. Perusahaan juga melakukan perampingan pada tim pengembangan pilot dan proof-of-concept.
Pada kuartal dua lalu, Oyo diketahui mengalami kerugian hingga 3,33 miliar rupee India. Di kuartal pertama kerugian mencapai 4,14 miliar rupee India.
Pada Selasa (6/12), startup sayur buah itu mengumumkan efisiensi dengan melakukan PHK yang berdampak 5% dari total keseluruhan karyawan.
Alasan keputusan tersebut menjadi bagian dari langkah Sayurbox agar menjadi perusahaan mandiri secara finansial. Selain juga agar bisa bertumbuh secara sustainable dalam jangka panjang saat ada tantangan ekonomi makro global.
“Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi serta ribuan petani dan produsen lokal yang bekerjasama dengan kami dan supaya bisnis bisa sustainable dalam jangka panjang,” jelas Co-founder dan Chief Executive Officer Sayurbox Amanda Susanti, dikutip dari keterangan resminya.
Ula, startup e-commerce Indonesia dengan suntikan dana dari bos Amazon Jeff Bezos, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 134 karyawannya.
“Pada hari ini, dengan berat hati kami mengumumkan keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami sebanyak 134 orang atau 23% dari total seluruh karyawan yang tersebar di berbagai lokasi,” tulis Ula dalam keterangan di website resminya.
Alasan PHK itu karena mereka tengah menghadapi tantangan besar selepas pandemi Covid-19. Memasuki tahun ini, Ula mengklaim mengalami berbagai tantangan imbas turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah.
Sirclo Group mengumumkan melakukan PHK karyawan yang efektif per Selasa (22/11/2022). Jumlah pegawai yang terdampak kebijakan startup omnichannel commerce enabler adalah 8% dari jumlah karyawan.
Alasan pemangkasan karyawan itu disebutkan sebagai kebutuhan beradaptasi di tengah kondisi makro ekonomi saat ini.
“Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang,” kata Founder dan CEO SIRCLO Group, Brian Marshal, dalam keterangan tertulis.
CEO dan Pendiri Carousell, Quek Siu Riu mengumumkan melakukan pemangkasan jumlah pekerjanya. Dalam unggahan berjudul Reorganising ourselves to build an enduring Carousell, dia mengatakan mengurangi 110 peran atau 10% dari jumlah total karyawan.
“Dengan rekan pendiri dan kepemimpinan grup, kami memutuskan mengurangi besaran tim sekitar 110 peran, mewakili 10% karyawan grup. Hanya rekan satu tim dari beberapa unit bisnis yang terpengaruh,” jelasnya.
Berikut beberapa perusahaan yang melakukan PHK massal: